google.com, pub-6438527674002052, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Kategori
Repositori

Menyelami “Di Balik Sepi dan Gelap”: Cerita tentang Hidup, Identitas, dan Mitos

Setiap manusia menjalani hidupnya di antara terang dan gelap, sepi dan ramai, nyata dan tak nyata. Kehidupan bukan hanya soal pengalaman empiris, melainkan juga tentang mitos, cerita, dan nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi. Buku “Di Balik Sepi dan Gelap: Cerita tentang Hidup dan Mitos” yang diterbitkan oleh CV. Cemerlang Publishing pada Januari 2025, hadir sebagai kumpulan refleksi dan kisah yang menyatukan dunia nyata dengan dunia simbolis, menghadirkan pengalaman pendidikan, kisah keluarga, cerita mistis, hingga perenungan tentang hidup dalam harmoni dengan hal-hal tak terlihat.

Klik Saya Mau Beli

Hanya Rp70000.00

Ditulis oleh Rahmat, S.Pd., Maulidina, Sulastri, dan Wulan, buku ini membawa pembaca menelusuri lorong kehidupan yang penuh dengan cahaya sekaligus bayangan. Dari pengalaman pendidikan penulis, mitos tentang anak tunggal perempuan, kisah mistis di Goa Bala, hingga renungan tentang sepi dan gelap, semuanya disajikan dalam alur yang sederhana namun sarat makna.

Alur Pendidikan: Fondasi Kehidupan

Buku ini dibuka dengan bagian “Alur Pendidikanku”, sebuah catatan perjalanan pendidikan penulis yang menggambarkan bagaimana masa kecil, masa sekolah dasar, hingga masa pendidikan menengah menjadi fondasi bagi pembentukan karakter.

Awal perjalanan pendidikan tidak selalu mulus. Sebagaimana banyak anak di desa atau daerah pinggiran, keterbatasan fasilitas dan akses menjadi tantangan tersendiri. Namun, justru dari keterbatasan itu lahir daya juang. Masa pendidikan dasar dipenuhi dengan cerita tentang adaptasi, belajar bersosialisasi, dan menemukan jati diri.

Saat beranjak ke pendidikan menengah, tantangan semakin kompleks. Dunia remaja membuka pintu pada pergaulan yang lebih luas, persaingan akademik, dan pencarian identitas. Refleksi ini memperlihatkan bahwa pendidikan bukan sekadar memperoleh nilai tinggi, melainkan proses pembentukan watak, mental, dan pandangan hidup.

Anak Tunggal Perempuan: Antara Realitas dan Mitos

Di Balik Sepi dan Gelap

Bagian kedua buku ini menyoroti tema menarik: “Anak Tunggal Perempuan”. Dalam masyarakat kita, anak tunggal sering dipandang dengan berbagai stereotip. Apalagi jika ia seorang perempuan, maka mitos dan pandangan budaya sering kali melekat lebih kuat.

Penulis membagi ulasan ini ke dalam beberapa sub-bab, seperti hubungan dengan orang tua, keuntungan sekaligus tantangan sebagai anak tunggal, hingga pengaruhnya terhadap karakter dan kepribadian. Anak tunggal perempuan biasanya dekat dengan orang tua, sering dianggap manja, tetapi juga bisa tumbuh menjadi pribadi yang mandiri karena terbiasa mengambil keputusan sendiri.

Yang menarik, buku ini juga menyinggung mitos dan stereotip tentang anak tunggal perempuan. Dalam banyak budaya, anak tunggal dianggap membawa beban lebih besar: ia diharapkan menjaga nama baik keluarga, menjadi penopang orang tua di masa depan, bahkan kadang diasosiasikan dengan sifat-sifat tertentu yang sebenarnya tidak selalu benar.

Refleksi ini membuka mata kita bahwa mitos bisa membentuk cara pandang masyarakat, tetapi tidak boleh membatasi potensi seseorang. Anak tunggal perempuan, sama seperti anak-anak lain, berhak membentuk jati dirinya sesuai pilihan hidupnya.

Goa Bala: Antara Mistis dan Moral

Salah satu bagian yang paling memikat dari buku ini adalah kisah “Goa Bala”. Bagian ini memadukan narasi mistis dengan pesan moral.

Kisah bermula dari sebuah petualangan yang kemudian berubah menjadi malam mencekam. Goa Bala digambarkan sebagai tempat yang menyimpan rahasia, dihuni oleh cerita-cerita mistis, dan menghadirkan kejadian mengerikan menjelang subuh. Bagi masyarakat lokal, Goa Bala bukan sekadar gua fisik, tetapi juga simbol dari sesuatu yang lebih besar—sebuah ruang yang menghubungkan manusia dengan dunia tak kasatmata.

Meski demikian, bagian ini tidak hanya menekankan sisi horor, melainkan juga menyampaikan pesan moral. Kisah tentang Goa Bala menunjukkan bahwa setiap peristiwa, betapapun menakutkan, bisa menjadi cermin untuk melihat kesalahan, menebusnya, dan belajar darinya. Bertemu dengan Desa Seliwang dalam kisah tersebut, misalnya, menjadi simbol bahwa setiap kegelapan selalu punya jalan keluar menuju terang.

Cermin dalam Gelap: Sepi sebagai Guru

Bagian “Cermin dalam Gelap” membawa pembaca pada refleksi filosofis. Gelap dalam kehidupan bukan hanya kondisi fisik, melainkan metafora tentang kesulitan, kebingungan, atau kesendirian. Namun, gelap justru bisa menjadi guru kehidupan.

Di dalam kesepian, manusia sering kali menemukan inspirasi. Saat terlepas dari hiruk-pikuk dunia luar, seseorang bisa lebih jernih mendengar suara hatinya. Buku ini mengingatkan bahwa sepi bukan berarti kosong, melainkan ruang yang subur untuk pertumbuhan batin.

Cerita dari “lorong gelap” yang ditulis penulis menghadirkan gambaran bahwa setiap manusia pasti pernah masuk dalam fase sulit, tetapi dari situlah lahir kebijaksanaan.

Antara Takut dan Penasaran

Bagian selanjutnya, “Antara Takut dan Penasaran”, mengajak pembaca merenungkan sisi psikologis manusia. Rasa takut sering muncul dari hal-hal yang tidak terlihat atau tidak diketahui. Namun, justru rasa penasaranlah yang mendorong manusia untuk melangkah, menyingkap misteri, dan memperoleh pengetahuan baru.

Kisah-kisah dalam bagian ini menggambarkan bagaimana pengalaman mistis atau menegangkan sering kali menjadi titik balik bagi seseorang. Rasa takut bukan untuk dihindari, melainkan untuk diolah menjadi keberanian. Sementara itu, rasa penasaran adalah motor yang menggerakkan manusia untuk terus belajar dan berkembang.

Harmoni di Antara Dunia

Bagian terakhir yang tak kalah penting adalah “Harmoni di Antara Dunia”. Buku ini menekankan bahwa manusia tidak hidup sendirian di dunia. Ada dimensi lain—baik itu alam gaib, nilai-nilai tradisi, maupun warisan leluhur—yang harus dihormati.

Hidup dalam harmoni berarti menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia simbolis, antara kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Menghormati yang tak terlihat bukan berarti takhayul, melainkan sikap bijak dalam memaknai keterhubungan manusia dengan alam semesta.

Buku ini menutup narasinya dengan pesan bahwa manusia akan lebih tenang jika mampu hidup berdampingan dengan apa yang terlihat maupun tak terlihat, dengan kesadaran bahwa keduanya adalah bagian dari kehidupan.

Esensi Buku: Hidup, Mitos, dan Refleksi

Secara keseluruhan, “Di Balik Sepi dan Gelap: Cerita tentang Hidup dan Mitos” menghadirkan perpaduan unik antara autobiografi, refleksi sosial, cerita mistis, dan renungan filosofis.

Beberapa poin penting yang bisa ditarik dari buku ini antara lain:

  1. Pendidikan adalah pondasi utama kehidupan.
    Pengalaman masa kecil dan sekolah membentuk karakter serta pandangan hidup seseorang.
  2. Identitas dipengaruhi budaya dan mitos.
    Kisah tentang anak tunggal perempuan menunjukkan bagaimana mitos dapat membentuk stigma, namun juga bisa dilawan dengan kemandirian.
  3. Cerita mistis menyimpan nilai moral.
    Goa Bala, meski menegangkan, justru menyampaikan pesan tentang keberanian, kesalahan, dan penebusan.
  4. Sepi dan gelap adalah ruang refleksi.
    Dari kesepian, manusia menemukan inspirasi; dari kegelapan, lahir kebijaksanaan.
  5. Harmoni adalah kunci kehidupan.
    Menghormati yang terlihat dan tak terlihat membuat manusia lebih bijak menjalani hidup.

Penutup

Buku ini bukan sekadar kumpulan cerita, melainkan perjalanan batin yang menuntun pembaca untuk melihat hidup dari perspektif yang lebih luas. Ia mengajarkan bahwa di balik sepi ada makna, di balik gelap ada pelajaran, dan di balik mitos ada nilai budaya yang patut dihargai.

Dengan gaya penulisan sederhana, para penulis berhasil menyampaikan refleksi yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan—baik pembaca umum yang menyukai kisah inspiratif, maupun mereka yang tertarik pada mitos, budaya, dan filsafat hidup.

Pada akhirnya, “Di Balik Sepi dan Gelap” mengingatkan kita bahwa hidup selalu bergerak antara terang dan gelap, antara ketakutan dan rasa ingin tahu, antara dunia nyata dan dunia simbolis. Yang terpenting adalah bagaimana kita menemukan harmoni di antaranya.

VERBS (KATA KERJA) panduan praktis belajar bahasa inggris

Harga aslinya adalah: Rp85.000.Harga saat ini adalah: Rp50.000.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *