📚 Resensi Buku
Judul: Eks Pyar Musafir
Penulis: MrF Dgwini
Penerbit: CV. Cemerlang Publishing
Tahun Terbit: September 2025
Editor: Agustinus Sudi
Desain Kover: Asri, S.K.M., M.Kes
Layouter: Ratnawati, S.Pd
Tebal: XV + 69 halaman
Ukuran: 14,8 x 21 cm
🖋️ Sekilas tentang Buku
Novel Eks Pyar Musafir adalah sebuah karya fiksi yang menggabungkan refleksi perjalanan batin, kisah cinta yang berbekas, dan pencarian makna hidup. Ditulis oleh MrF Dgwini, novel ini menawarkan gaya bahasa puitis dengan alur kontemplatif. Meski hanya terdiri dari 69 halaman, kisahnya padat dengan nuansa emosional yang kuat, seakan mengajak pembaca melakukan perjalanan batin bersama sang tokoh utama: seorang musafir tanpa tujuan.
Dari judulnya, Eks Pyar Musafir, kita bisa menangkap nuansa “eks” sebagai sesuatu yang telah lalu, “pyar” yang berarti cinta, dan “musafir” yang merujuk pada pejalan atau pengembara. Maka, novel ini adalah tentang seseorang yang berkelana, membawa luka lama, cinta yang telah berlalu, dan pencarian akan arti perjalanan hidup.
🌅 Prolog: Gerbang Menuju Perjalanan Jiwa
Buku ini dibuka dengan prolog “Musafir Tanpa Tujuan” yang menggambarkan suasana desa sunyi nan damai, tempat seorang musafir singgah. Desa ini seakan menjadi metafora: sebuah ruang hening di mana waktu berjalan lambat, memberi kesempatan bagi manusia untuk merenung, memaknai luka, dan menemukan kedamaian.
Sang musafir hadir bukan untuk mencari kemuliaan, melainkan untuk beristirahat sejenak dari kehidupan yang melelahkan. Ia membawa luka, lelah, dan kehilangan. Desa itu menjadi ruang penyembuhan: sederhana, penuh ketulusan, namun menyimpan keindahan yang mengajarkan bahwa perjalanan hidup bukan soal mencapai tujuan akhir, melainkan memahami makna setiap langkah.
Prolog ini berhasil memikat pembaca sejak awal. Bahasa yang digunakan puitis, sarat dengan imaji alam, dan mengalir lembut, membuat kita seolah berada di desa itu, ikut mendengar desir angin, aroma tanah basah, dan suara tawa anak-anak desa.
🧭 Isi Buku: Jejak Musafir dan Lika-liku Kehidupan
Isi buku terdiri dari beberapa bab pendek, antara lain:
- Hujan di Desa Sunyi – simbol awal kesendirian dan refleksi.
- Jejak di Perantauan – menggambarkan pengalaman merantau yang penuh sepi dan pencarian.
- Salam yang Tak Pernah Direspon – kekecewaan dalam hubungan manusia.
- Di Antara Bayangan dan Harapan – perjuangan antara masa lalu dan mimpi masa depan.
- Ketika Rindu Tak Butuh Alamat – rindu yang melintasi batas ruang dan waktu.
- Musafir dan Senja Terakhir – titik refleksi bahwa senja adalah simbol keterbatasan manusia.
- Eks, Tapi Tak Pernah Usai – cinta lama yang tetap berjejak meski sudah berakhir.
- Epilog: Aku, Kamu, dan Jalan yang Tak Sama Lagi – penerimaan bahwa setiap manusia punya jalannya sendiri.
Dari daftar isi ini, tampak jelas bahwa novel ini bergerak dalam ranah cinta, kehilangan, rindu, dan penerimaan hidup. Ada kesan autobiografis, seolah penulis menuangkan pengalaman personalnya, namun dikemas dalam bahasa sastra yang universal sehingga bisa dirasakan oleh pembaca luas.
🎭 Tema dan Gaya Bahasa
Novel ini bertema perjalanan batin seorang musafir yang berusaha menyembuhkan diri dari luka cinta dan kehilangan. Tokoh musafir bukan hanya figur dalam cerita, tetapi juga simbol setiap manusia yang berkelana mencari makna hidup.
Gaya bahasa yang digunakan cenderung puitis, deskriptif, dan reflektif. Penulis pandai memanfaatkan simbol-simbol alam: hujan, senja, desa, jalan setapak, untuk menggambarkan kondisi batin tokoh. Membaca buku ini terasa seperti mendengarkan seseorang bercerita sambil berpuisi.
Misalnya, ketika menggambarkan musafir:
“Ia berjalan tanpa tujuan, seperti daun yang terbawa angin, terombang-ambing di antara harapan dan kenyataan.”
Kalimat sederhana namun sarat makna ini mencerminkan kepekaan penulis dalam menangkap perasaan manusia.
🌟 Kelebihan Buku
- Bahasa Puitis dan Imajinatif
 Membuat pembaca larut dalam suasana yang diciptakan, seolah ikut menjadi musafir yang berjalan di jalan sunyi.
- Tema Universal
 Kehilangan, rindu, dan pencarian makna hidup adalah tema yang dekat dengan banyak orang.
- Format Ringkas
 Dengan ketebalan 69 halaman, buku ini tidak melelahkan, cocok bagi pembaca yang ingin menikmati novel reflektif dalam sekali duduk.
- Pesan Filosofis
 Memberikan pengingat bahwa perjalanan hidup tidak selalu tentang tujuan, melainkan tentang bagaimana kita memahami diri sendiri.
⚖️ Kelemahan Buku
- Alur Lebih Reflektif daripada Naratif
 Bagi pembaca yang terbiasa dengan novel penuh konflik dan aksi, buku ini mungkin terasa lambat karena lebih banyak kontemplasi batin.
- Minim Dialog
 Novel ini lebih banyak deskripsi dan narasi, sehingga kurang memberi dinamika percakapan antar tokoh.
- Cenderung Personal
 Beberapa bagian terasa sangat personal, sehingga pembaca mungkin harus berempati lebih dalam untuk bisa terhubung dengan kisah musafir.
🎯 Sasaran Pembaca
Buku ini cocok untuk:
- Pembaca yang menyukai novel reflektif dengan nuansa puitis.
- Mereka yang sedang mengalami fase kehilangan, perpisahan, atau pencarian makna hidup.
- Pencinta sastra kontemporer Indonesia yang menyukai narasi dengan simbol alam dan kontemplasi batin.
✍️ Kesimpulan
Novel Eks Pyar Musafir karya MrF Dgwini adalah sebuah karya reflektif yang indah, singkat, namun penuh makna. Ia bukan sekadar kisah tentang seorang musafir, tetapi juga cermin perjalanan setiap manusia yang mencari arti hidup setelah kehilangan.
Bahasa yang puitis, tema yang universal, dan alur yang kontemplatif membuat novel ini layak dibaca, terutama bagi mereka yang sedang berada di persimpangan hidup. Meski singkat, novel ini memberikan ruang luas bagi pembaca untuk merenung: bahwa terkadang tujuan hidup bukanlah sesuatu yang harus dicapai, melainkan sesuatu yang harus ditemukan dalam diri sendiri.
Nilai Resensi: 4 dari 5 bintang ⭐⭐⭐⭐☆

