google.com, pub-6438527674002052, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Kategori
Repositori

Gerakan Literasi: Siswa Berpuisi sebagai Upaya Membangun Budaya Literasi di Sekolah

Pendahuluan

Gerakan Literasi Nasional (GLN) merupakan salah satu program prioritas pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya melalui penguatan keterampilan membaca, menulis, dan berpikir kritis di kalangan peserta didik. Sejalan dengan program tersebut, berbagai sekolah dan lembaga pendidikan melakukan inovasi dalam menumbuhkan budaya literasi, salah satunya melalui kegiatan menulis dan membaca puisi.

KLIK SAYA MAU BELI BUKU INI

Rp125000.00 Rp85000.00

Buku Gerakan Literasi: Siswa Berpuisi (Ratnawati, Saenal Masri, Andi Rurisfiani, Fathanan Syamsuddin, Chaerati Puspita Sari, Alif Muhammad Sidiq, Nur Hasriawanda Ummy Haris, & Nur Fitriani, 2024), yang diterbitkan oleh CV. Cemerlang Publishing, merupakan salah satu wujud nyata dari gerakan literasi tersebut. Buku ini menghimpun karya-karya puisi siswa dari beberapa sekolah, yakni SMKN 3 Gowa dan SMPN 33 Makassar, yang kemudian disunting dan diterbitkan dengan dukungan tim editor profesional.

Artikel ini bertujuan untuk mengulas secara komprehensif isi, makna, dan signifikansi buku Gerakan Literasi: Siswa Berpuisi dalam konteks pendidikan, literasi, dan pengembangan karakter siswa.

Profil Buku

Buku ini diterbitkan pada September 2024 dengan ukuran 12,7 x 17,8 cm. Disunting oleh Dr. Aco Karumpa, M.Pd, dengan desain sampul oleh Asri, S.K.M., M.Kes serta tata letak oleh Abd. Asis, S.Pd., M.Pd. Sebagai produk terbitan CV. Cemerlang Publishing, buku ini tidak hanya menyajikan karya sastra berupa puisi, tetapi juga merefleksikan semangat literasi siswa dalam mengekspresikan pengalaman, pemikiran, dan perasaan mereka.

Gerakan Literasi Nasional (GLN)
Gerakan Literasi Nasional (GLN)

Struktur buku mencakup bagian-bagian penting seperti motto, kata pengantar, kumpulan puisi dengan berbagai tema (guru, pendidikan, kampus, dan kehidupan sosial siswa), serta biografi penulis. Kehadiran biografi di bagian akhir menjadi penting, sebab memberikan apresiasi terhadap para penulis muda yang baru memulai kiprah mereka di dunia literasi.

Gerakan Literasi melalui Puisi

1. Puisi sebagai Media Literasi

Puisi adalah salah satu bentuk ekspresi sastra yang mampu menyalurkan gagasan, emosi, dan pengalaman hidup dengan bahasa yang padat dan estetik. Dalam konteks literasi, puisi berfungsi ganda:

  • Mendorong keterampilan menulis: siswa belajar memilih kata, menyusun bait, dan mengolah imajinasi.
  • Mengasah kemampuan membaca kritis: pembaca ditantang untuk menafsirkan makna simbolik di balik kata-kata.
  • Mengembangkan kreativitas: puisi mendorong siswa berpikir di luar kebiasaan, melihat hal sederhana dari sudut pandang baru.

Hal ini sejalan dengan pendapat Atmazaki (2013), yang menyebutkan bahwa menulis kreatif, termasuk menulis puisi, dapat mengembangkan kepekaan bahasa sekaligus kemampuan berpikir kritis peserta didik.

2. Literasi di Lingkungan Sekolah

Buku ini lahir dari gerakan literasi sekolah (GLS), yang memang menekankan pentingnya keterlibatan siswa dalam kegiatan literasi. Dengan menulis puisi, siswa tidak sekadar menjadi konsumen bacaan, tetapi juga produsen karya tulis. Inilah yang menjadikan buku ini selaras dengan visi GLN: mencetak generasi pembelajar sepanjang hayat.

Isi dan Tema dalam Buku

Buku Gerakan Literasi: Siswa Berpuisi menyajikan berbagai karya dengan tema yang beragam, di antaranya:

  1. Tema Pendidikan dan Guru
    Puisi-puisi seperti Kesejahteraan Guru, Profesi Guru, Jasa Guru, dan Untuk Sang Dosen mengekspresikan penghargaan mendalam siswa terhadap peran guru dan dosen. Hal ini membuktikan bahwa siswa menyadari pentingnya pendidikan dan jasa para pendidik dalam kehidupan mereka.
  2. Tema Kehidupan Siswa
    Karya seperti Siswa Zaman Now mencerminkan potret generasi muda masa kini, dengan segala tantangan dan perubahan sosial yang mereka hadapi.
  3. Tema Religi dan Moralitas
    Puisi Lembah Bertuhan menekankan aspek religiusitas, menunjukkan bahwa literasi juga menjadi sarana untuk menginternalisasi nilai moral dan spiritual.
  4. Tema Nasionalisme dan Cinta Almamater
    Puisi Pendidikan Indonesia dan Kampusku Tercinta menggarisbawahi kebanggaan siswa terhadap bangsa dan institusi pendidikan mereka.
  5. Karya Kolektif Siswa
    Bagian khusus yang memuat puisi-puisi dari siswa SMKN 3 Gowa dan SMPN 33 Makassar memperlihatkan bagaimana literasi dijalankan secara kolaboratif. Ini menegaskan pentingnya sinergi antara sekolah, guru, dan siswa dalam membangun budaya menulis.

Signifikansi Buku dalam Konteks Pendidikan

1. Mengasah Keterampilan Berbahasa

Dengan menulis puisi, siswa berlatih menyusun kalimat efektif, memilih diksi, dan memahami makna konotatif. Hal ini berimplikasi positif terhadap kemampuan berbahasa mereka secara keseluruhan.

2. Pendidikan Karakter

Puisi dalam buku ini sarat nilai: menghargai guru, mencintai bangsa, dan menjaga religiusitas. Pendidikan karakter yang diintegrasikan melalui literasi dapat membantu membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia (Lickona, 2013).

3. Apresiasi terhadap Karya Siswa

Menerbitkan karya siswa dalam bentuk buku cetak memberikan kebanggaan tersendiri. Siswa merasa dihargai, sehingga termotivasi untuk terus berkarya. Ini juga mendukung teori motivasi belajar yang menyebutkan bahwa penghargaan eksternal dapat memperkuat motivasi intrinsik siswa (Deci & Ryan, 2000).

4. Penerbitan sebagai Bagian dari Literasi

Dengan adanya dukungan penerbit CV. Cemerlang Publishing, karya siswa tidak berhenti pada ruang kelas, melainkan hadir di ranah publik. Hal ini menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa untuk menulis lebih baik karena karyanya dibaca khalayak luas.

Relevansi Buku dengan Gerakan Literasi Nasional

Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 menekankan bahwa GLS bertujuan menumbuhkan budaya membaca dan menulis di sekolah. Buku Gerakan Literasi: Siswa Berpuisi menjadi contoh konkret implementasi kebijakan tersebut.

Selain itu, literasi yang dikembangkan melalui puisi juga sejalan dengan pendekatan literasi multiliterasi, yakni kemampuan memahami dan mencipta teks dalam berbagai bentuk, baik naratif, visual, maupun artistik (Cope & Kalantzis, 2009).

Dengan demikian, buku ini tidak hanya relevan secara lokal (di sekolah-sekolah tertentu), tetapi juga memiliki kontribusi bagi pencapaian tujuan literasi nasional.

Kesimpulan

Buku Gerakan Literasi: Siswa Berpuisi (2024) merupakan salah satu karya penting dalam upaya menumbuhkan budaya literasi di sekolah. Melalui kumpulan puisi yang ditulis oleh siswa dari SMKN 3 Gowa dan SMPN 33 Makassar, buku ini berhasil mengangkat beragam tema mulai dari pendidikan, religiusitas, hingga kehidupan sosial siswa.

Buku ini membuktikan bahwa gerakan literasi tidak hanya berhenti pada membaca, tetapi juga menulis dan mempublikasikan karya. Lebih dari itu, buku ini berfungsi sebagai sarana pembentukan karakter, penghargaan terhadap guru, serta motivasi bagi siswa untuk terus berkarya.

Dengan dukungan penerbit profesional, karya-karya siswa dapat dinikmati masyarakat luas. Oleh karena itu, Gerakan Literasi: Siswa Berpuisi dapat dijadikan model bagi sekolah lain yang ingin menumbuhkan budaya literasi melalui penerbitan karya siswa.

Referensi

Atmazaki. (2013). Mengembangkan keterampilan menulis kreatif. Padang: UNP Press.

Cope, B., & Kalantzis, M. (2009). Multiliteracies: New literacies, new learning. Pedagogies: An International Journal, 4(3), 164–195.

Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2000). Self-determination theory and the facilitation of intrinsic motivation, social development, and well-being. American Psychologist, 55(1), 68–78.

Lickona, T. (2013). Pendidikan karakter: Panduan lengkap mendidik siswa menjadi pintar dan baik. Bandung: Nusa Media.

Ratnawati, R., Masri, S., Rurisfiani, A., Syamsuddin, F., Sari, C. P., Sidiq, A. M., Haris, N. H. U., & Fitriani, N. (2024). Gerakan literasi: Siswa berpuisi. Makassar: CV. Cemerlang Publishing.