google.com, pub-6438527674002052, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Kategori
Repositori

Pendidikan Orang Dewasa: Teori, Praktik, dan Relevansinya di Era Modern

Pendahuluan

Pendidikan tidak hanya dimaknai sebagai proses yang berlangsung di sekolah dan diperuntukkan bagi anak-anak atau remaja. Lebih jauh, pendidikan merupakan proses sepanjang hayat yang mencakup semua kalangan, termasuk orang dewasa. Buku Teori dan Praktik Pendidikan Orang Dewasa karya Sulihin Azis, Nur Hafsah Yunus, Muhammad Ali P., dan Ashabul Kahpi (2025), hadir sebagai kontribusi penting dalam menguraikan fondasi teoritis sekaligus praktik nyata pendidikan orang dewasa.

Dalam buku setebal 165 halaman ini, penulis menekankan bahwa pendidikan orang dewasa bukanlah sekadar aktivitas pelengkap dari pendidikan formal, melainkan sebuah kebutuhan mendesak dalam konteks perkembangan masyarakat modern. Buku ini mengurai mulai dari landasan teoretis, psikologi peserta didik dewasa, strategi pembelajaran, hingga konteks sosial-budaya yang melingkupi pendidikan orang dewasa.

Pendidikan Orang Dewasa
Pendidikan Orang Dewasa

Artikel ini berupaya meninjau kembali gagasan utama buku tersebut dengan menyoroti pentingnya pendidikan orang dewasa dalam menghadapi tantangan globalisasi, revolusi industri 4.0 dan 5.0, serta perwujudan konsep lifelong learning.

KLIK SAYA MAU BELI BUKU INI

Rp145000.00Rp90000.00

Landasan Teoretis Pendidikan Orang Dewasa

Definisi dan Ruang Lingkup

Pendidikan orang dewasa merujuk pada segala bentuk kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap orang dewasa. Ruang lingkupnya luas, mulai dari pelatihan vokasional, kursus literasi, pendidikan masyarakat, hingga corporate training.

Berbeda dengan pendidikan anak, pendidikan orang dewasa memiliki karakteristik khusus: peserta didik umumnya memiliki pengalaman hidup yang kaya, motivasi yang beragam, serta tujuan belajar yang lebih praktis. Karena itu, strategi pembelajaran harus bersifat kontekstual, partisipatif, dan aplikatif.

Sejarah dan Tokoh Penting

Dalam lintasan sejarah, pendidikan orang dewasa berkembang seiring kebutuhan masyarakat terhadap literasi dan keterampilan hidup. Tokoh seperti Paulo Freire menekankan pendidikan sebagai jalan pembebasan (liberation pedagogy), di mana orang dewasa belajar untuk menyadari realitas sosialnya. Malcolm Knowles memperkenalkan konsep andragogi dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang menekankan kemandirian dan pengalaman.

Di Indonesia, pendidikan orang dewasa banyak diwujudkan melalui program pendidikan nonformal seperti Kejar Paket, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), serta pelatihan keterampilan berbasis masyarakat.

Filsafat Pendidikan Orang Dewasa

Buku ini menyoroti filsafat yang melandasi pendidikan orang dewasa, antara lain:

  • Humanisme, yang menempatkan manusia sebagai pusat proses belajar.
  • Konstruktivisme, yang menekankan bahwa pengetahuan dibangun melalui pengalaman.
  • Teori Kritis, yang mendorong kesadaran kritis terhadap realitas sosial dan struktur yang menindas.

Filsafat ini menunjukkan bahwa pendidikan orang dewasa tidak hanya bersifat kognitif, tetapi juga transformatif.

Psikologi dan Karakteristik Peserta Didik Dewasa

Belajar pada orang dewasa dipengaruhi oleh faktor psikologis, motivasi, serta pengalaman hidup.

Motivasi

Teori motivasi dari Maslow, Herzberg, hingga Deci & Ryan menjelaskan bahwa orang dewasa belajar bukan semata-mata karena kewajiban, melainkan karena kebutuhan: mulai dari kebutuhan fisiologis, rasa aman, hingga aktualisasi diri. Misalnya, seorang pekerja mengikuti pelatihan komputer bukan hanya untuk mendapatkan sertifikat, tetapi juga untuk meningkatkan peluang kariernya.

Gaya Belajar

Orang dewasa memiliki preferensi gaya belajar yang beragam: visual, auditori, dan kinestetik. Karena itu, strategi pembelajaran harus fleksibel dan memadukan berbagai pendekatan.

Peran Pengalaman dan Refleksi

Pengalaman hidup menjadi sumber belajar utama bagi orang dewasa. Refleksi atas pengalaman memungkinkan peserta didik menemukan makna, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih mendalam.

Strategi dan Praktik Pembelajaran Orang Dewasa

Buku ini memberi penekanan pada aspek praktis perancangan program pembelajaran orang dewasa.

Perancangan Program

Langkah awal adalah analisis kebutuhan untuk memastikan materi pembelajaran relevan dengan konteks peserta. Selanjutnya, perencanaan kurikulum nonformal harus bersifat adaptif terhadap kebutuhan lokal maupun dunia kerja.

Metode dan Teknik

Metode pembelajaran yang efektif meliputi diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, hingga problem-based learning. Pendekatan ini menuntut partisipasi aktif peserta dan memberikan ruang bagi pengalaman mereka.

Selain itu, dengan perkembangan teknologi, model blended learning dan e-learning semakin relevan. Peserta dewasa dapat belajar secara fleksibel tanpa meninggalkan aktivitas utama mereka.

Media dan Teknologi

ICT, multimedia, hingga mobile learning menjadi sarana penting dalam pendidikan orang dewasa. Namun, tantangan muncul dalam hal literasi digital, terutama bagi peserta yang kurang terbiasa dengan teknologi.

Evaluasi

Evaluasi dalam pendidikan orang dewasa tidak hanya mengukur hasil belajar, tetapi juga proses dan dampak pembelajaran. Penilaian berbasis kompetensi serta umpan balik reflektif dianggap lebih tepat dibanding sekadar tes tertulis.

Konteks Sosial dan Praktis

Pendidikan orang dewasa tidak berdiri sendiri, melainkan berakar pada konteks sosial, budaya, dan ekonomi.

Pendidikan Masyarakat

Program literasi, pemberdayaan perempuan, dan kewirausahaan merupakan contoh nyata pendidikan orang dewasa yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Dunia Kerja

Di era globalisasi, corporate training dan lifelong learning menjadi keharusan. Dunia kerja menuntut keterampilan yang terus diperbarui, sehingga pendidikan orang dewasa berperan sebagai jembatan antara pengetahuan akademik dan keterampilan praktis.

Tantangan dan Inovasi

Revolusi industri 4.0 dan 5.0 menuntut pendidikan orang dewasa untuk lebih inovatif. Penguasaan teknologi, literasi digital, hingga keterampilan berpikir kritis menjadi fokus utama. Di Indonesia, tantangan kebijakan masih berkisar pada keterbatasan anggaran, kurangnya tenaga pendidik yang terlatih dalam andragogi, serta minimnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan sepanjang hayat.

Refleksi Teoretis dan Praktis

Salah satu keunggulan buku ini adalah kemampuannya mengintegrasikan teori dengan praktik. Penulis tidak hanya menguraikan konsep-konsep besar seperti andragogi atau transformative learning, tetapi juga memberikan contoh nyata penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, konsep self-directed learning (belajar mandiri) dipaparkan tidak hanya sebagai teori, tetapi juga dalam bentuk praktik, seperti kursus daring, komunitas belajar, atau program pelatihan mandiri di tempat kerja.

Arah masa depan pendidikan orang dewasa jelas menuju pada integrasi teknologi, pendekatan partisipatif, serta orientasi pada pemberdayaan. Pendidikan tidak lagi dipahami sebatas memperoleh ijazah, melainkan sebagai jalan untuk meningkatkan kualitas hidup dan berpartisipasi dalam perubahan sosial.

Penutup

Buku Teori dan Praktik Pendidikan Orang Dewasa memberikan wawasan komprehensif mengenai bagaimana pendidikan dapat dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi untuk orang dewasa. Dengan pendekatan multidimensi—teoretis, psikologis, praktis, dan sosial—buku ini layak menjadi rujukan bagi akademisi, praktisi pendidikan, maupun pengambil kebijakan.

Di era modern, pendidikan orang dewasa bukan sekadar alternatif, tetapi sebuah kebutuhan. Melalui pendidikan, orang dewasa tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga menemukan makna, membangun kesadaran kritis, dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih berdaya.

Kategori
Repositori

Tinjauan Teori dan Konsep Komunikasi: Sebuah Pemahaman Menyeluruh

Komunikasi adalah denyut nadi kehidupan manusia. Sejak bangun tidur hingga kembali beristirahat, manusia senantiasa berinteraksi dengan orang lain, baik melalui kata-kata, gerak tubuh, maupun simbol-simbol tertentu. Dalam konteks itulah, buku Tinjauan Teori dan Konsep Komunikasi karya Munawi Gay dan Yusrin Ahmad Tosepu hadir untuk memberikan kerangka pemahaman yang menyeluruh tentang apa itu komunikasi, bagaimana prosesnya berlangsung, serta bagaimana peran bahasa menjadi medium utama dalam membangun hubungan antarmanusia.

Artikel ini akan membahas poin-poin penting dalam buku tersebut, mulai dari pengantar komunikasi, teori dan konsep dasar, hingga peran bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan gaya pembahasan yang lebih populer, diharapkan gagasan besar dari buku ini dapat dipahami secara luas.

KLIK SAYA MAU PESAN

Rp60000.00

Komunikasi dalam Kehidupan Manusia

Sejak awal peradaban, manusia menggunakan komunikasi untuk bertahan hidup. Dengan komunikasi, manusia bisa berbagi pengetahuan, menyampaikan kebutuhan, bahkan menciptakan budaya. Tanpa komunikasi, sulit dibayangkan bagaimana manusia dapat membentuk kelompok sosial, mengembangkan ilmu pengetahuan, atau membangun peradaban.

Dalam buku ini dijelaskan bahwa komunikasi tidak hanya dipahami sebagai “pertukaran informasi,” melainkan juga sebagai sebuah proses sosial yang mempengaruhi cara berpikir, bersikap, dan bertindak. Ketika seseorang berkomunikasi, ia tidak sekadar menyampaikan pesan, tetapi juga menciptakan makna bersama dengan orang lain.

Bayangkan seorang guru yang sedang menjelaskan pelajaran di kelas. Tugasnya bukan hanya memindahkan informasi dari buku ke kepala siswa, melainkan juga membangun pemahaman, menciptakan interaksi, dan menumbuhkan motivasi belajar. Di sinilah letak pentingnya komunikasi sebagai keterampilan hidup yang tak tergantikan.

Konseptualisasi dan Pengertian Komunikasi

Buku ini menekankan bahwa konsep komunikasi memiliki beragam definisi. Ada yang melihat komunikasi sebagai proses penyampaian pesan (message sending), ada pula yang menekankan komunikasi sebagai proses penciptaan makna (meaning making).

Tinjauan Teori dan Konsep Komunikasi
Tinjauan Teori dan Konsep Komunikasi

Kedua pandangan ini sama-sama benar, hanya saja berbeda fokus. Dalam kehidupan nyata, komunikasi mencakup keduanya: ada pesan yang dikirimkan, namun makna sesungguhnya ditentukan oleh bagaimana pesan itu ditafsirkan oleh penerima.

Misalnya, ketika seseorang berkata “saya baik-baik saja” dengan wajah murung, penerima pesan tidak hanya memproses kata-kata, melainkan juga ekspresi nonverbal. Artinya, komunikasi selalu melibatkan dimensi verbal dan nonverbal, serta tidak pernah steril dari konteks.

Komponen-Komponen Komunikasi

Agar komunikasi bisa berjalan, ada beberapa komponen dasar yang perlu dipahami:

  1. Komunikator – pihak yang menyampaikan pesan.
  2. Pesan – informasi, gagasan, atau simbol yang dikirimkan.
  3. Media/Saluran – alat atau medium yang digunakan (lisan, tulisan, gambar, media digital, dll.).
  4. Komunikan – pihak penerima pesan.
  5. Efek – perubahan sikap, pengetahuan, atau perilaku setelah menerima pesan.
  6. Umpan balik (feedback) – respon penerima terhadap pesan.

Buku ini memberi penekanan khusus pada feedback, karena tanpa adanya umpan balik, sulit menentukan apakah komunikasi berhasil atau tidak. Bahkan, dalam era digital saat ini, “like,” “comment,” dan “share” di media sosial menjadi bentuk nyata dari feedback modern.

Konteks dan Fungsi Komunikasi

Komunikasi tidak pernah terjadi dalam ruang hampa. Ia selalu dipengaruhi oleh konteks: budaya, sosial, psikologis, hingga teknologi. Itulah mengapa, pesan yang sama bisa ditafsirkan berbeda oleh kelompok yang berbeda pula.

Sebagai contoh, simbol warna putih di budaya Barat sering dikaitkan dengan kesucian, sementara di sebagian budaya Asia justru bermakna duka cita. Pemahaman tentang konteks inilah yang membuat komunikasi antarbudaya menjadi salah satu bidang penting dalam kajian komunikasi.

Fungsi komunikasi pun beragam. Selain sebagai sarana informasi, komunikasi juga berfungsi untuk membangun hubungan sosial, memengaruhi orang lain (persuasif), menghibur, dan bahkan menjaga identitas budaya. Dengan kata lain, komunikasi adalah fondasi yang memungkinkan manusia hidup bersama.

Model-Model Komunikasi

Untuk memudahkan pemahaman, para ahli mengembangkan berbagai model komunikasi. Ada model sederhana seperti linear model (Shannon & Weaver) yang menggambarkan komunikasi sebagai aliran satu arah. Namun ada juga model yang lebih kompleks, seperti transactional model yang melihat komunikasi sebagai proses dua arah yang berlangsung dinamis.

Model-model ini membantu kita memahami bahwa komunikasi bukan sekadar “mengirim pesan,” tetapi melibatkan interaksi yang dipengaruhi oleh konteks, budaya, hingga teknologi yang digunakan.

Bahasa sebagai Medium Utama Komunikasi

Salah satu kekuatan buku ini adalah pembahasan mendalam tentang bahasa. Bahasa dipandang sebagai instrumen utama komunikasi manusia. Tanpa bahasa, manusia hanya bisa mengandalkan simbol-simbol sederhana. Dengan bahasa, manusia mampu mengembangkan logika, sains, hukum, bahkan peradaban.

Beberapa poin penting yang dibahas terkait bahasa:

  • Struktur bahasa yang mencakup fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.
  • Fungsi bahasa sebagai alat menyampaikan informasi, ekspresi diri, kontrol sosial, dan integrasi budaya.
  • Ragam bahasa, yang muncul karena perbedaan situasi, tujuan, atau kelompok sosial.
  • Bahasa dan logika, yang menegaskan peran bahasa dalam berpikir rasional.

Bahasa juga tidak pernah netral. Ia bisa digunakan untuk memperkuat nilai kemanusiaan, tetapi juga bisa dipakai untuk memanipulasi. Oleh sebab itu, kemampuan berbahasa yang baik adalah kunci agar komunikasi tidak hanya efektif, tetapi juga etis.

Kode dan Simbol dalam Komunikasi

Selain bahasa, komunikasi juga menggunakan berbagai kode dan simbol. Tanda-tanda lalu lintas, emoji di media sosial, hingga pakaian adat adalah contoh bagaimana manusia menggunakan simbol untuk menyampaikan pesan.

Buku ini menegaskan bahwa pemahaman terhadap kode dan simbol sangat penting, terutama dalam era digital. Kesalahpahaman sering terjadi bukan karena pesan tidak jelas, melainkan karena simbol ditafsirkan berbeda oleh pihak yang berbeda.

Relevansi Buku dalam Konteks Kekinian

Mengapa buku ini penting? Karena komunikasi adalah keterampilan abad 21 yang paling dibutuhkan. Di tengah derasnya arus informasi, kemampuan memahami teori komunikasi membantu kita untuk:

  1. Menyaring informasi yang benar dan yang menyesatkan.
  2. Menjadi komunikator yang efektif, baik di dunia nyata maupun dunia digital.
  3. Membangun hubungan sosial yang sehat.
  4. Menghargai perbedaan budaya dalam komunikasi global.

Buku ini juga relevan bagi mahasiswa, dosen, praktisi komunikasi, bahkan masyarakat umum yang ingin memahami dasar-dasar komunikasi secara teoritis maupun praktis.

Penutup

Komunikasi adalah jantung kehidupan manusia. Ia bukan sekadar aktivitas sehari-hari, melainkan proses kompleks yang melibatkan bahasa, simbol, konteks, dan makna. Buku Tinjauan Teori dan Konsep Komunikasi memberikan panduan komprehensif untuk memahami semua itu.

Dengan membaca buku ini, kita tidak hanya belajar teori, tetapi juga dibimbing untuk lebih peka terhadap praktik komunikasi dalam kehidupan nyata. Di era globalisasi dan digitalisasi, pemahaman ini menjadi bekal penting agar kita tidak sekadar “berbicara,” melainkan benar-benar “berkomunikasi.”

Kategori
Repositori

Ontologi dan Aksiologi Karya dalam Perspektif Al-Qur’an: Menggali Makna Karya Manusia dalam Bingkai Ilahi

Pendahuluan

Karya adalah salah satu ciri mendasar yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu menghasilkan karya—baik berupa benda fisik, ide, maupun nilai yang dapat diwariskan. Namun, sering kali karya hanya dipandang dari sisi praktis, tanpa melihat dimensi ontologis (hakikat keberadaannya) dan aksiologis (nilai serta manfaatnya). Buku “Ontologi dan Aksiologi Karya Perspektif Al-Qur’an” karya Hamdan hadir untuk menjembatani pemahaman ini, dengan menawarkan telaah filosofis dan religius tentang karya manusia melalui perspektif wahyu Al-Qur’an.

Ontologi dan Aksiologi Karya dalam Perspektif Al-Qur’an

Dalam tradisi filsafat, ontologi membahas hakikat sesuatu: apa itu karya, bagaimana ia ada, serta apa dasar keberadaannya. Sementara aksiologi berbicara tentang nilai: untuk apa karya itu ada, bagaimana ia dinilai, dan apa kontribusinya terhadap kehidupan manusia. Ketika dua ranah ini dipadukan dengan pandangan Al-Qur’an, kita akan menemukan dimensi yang lebih utuh, yakni bahwa karya bukan sekadar produk kreatif, melainkan bagian dari tanggung jawab spiritual manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Artikel ini akan mengupas beberapa gagasan pokok dalam buku tersebut, mulai dari sistem nilai budaya, konsep shana’a dalam Al-Qur’an, hingga hakekat karya dan orientasinya dalam bingkai nilai ilahi.

Sistim Nilai Budaya dan Karya Manusia

Pengertian dan Lingkup Nilai Budaya

Budaya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam konteks karya, budaya menjadi wadah tempat karya lahir dan berkembang. Nilai budaya inilah yang kemudian membentuk orientasi karya manusia, apakah ia diarahkan untuk kemaslahatan atau justru menjauhkan manusia dari fitrah kemanusiaannya.

Buku ini menegaskan bahwa nilai budaya tidak bisa dilepaskan dari norma dan etika yang hidup dalam masyarakat. Dalam Al-Qur’an, karya manusia dinilai bukan hanya dari keindahan atau kehebatannya, tetapi juga dari sejauh mana karya tersebut membawa manfaat, menghindarkan kerusakan, dan mendekatkan manusia kepada Allah.

Karya dan Transformasi Budaya

Karya memiliki daya transformasi: ia mampu mengubah wajah budaya, bahkan peradaban. Contohnya adalah penemuan teknologi yang mengubah cara manusia berinteraksi dengan dunia. Namun, perubahan ini selalu membawa dua sisi: positif dan negatif.

Al-Qur’an menekankan bahwa manusia harus menyadari konsekuensi dari setiap karyanya. Dalam QS. Ar-Rum [30]:41, Allah mengingatkan tentang kerusakan di darat dan laut akibat ulah tangan manusia. Pesan ini relevan untuk mengingatkan bahwa karya tanpa orientasi nilai yang benar dapat merusak, alih-alih membawa maslahat.

Orientasi Nilai Karya dan Implikasinya

Orientasi karya adalah arah atau tujuan yang mendasari aktivitas berkarya. Dalam perspektif Qur’ani, karya hendaknya berorientasi pada kebaikan, kemaslahatan, dan keberlanjutan. Implikasi dari orientasi ini sangat luas: karya bukan hanya tentang keuntungan material, melainkan juga tentang keberkahan dan nilai spiritual.

Shan’a: Pandangan Al-Qur’an tentang Karya Manusia

Term Shana’a dalam Al-Qur’an

Salah satu kontribusi penting buku ini adalah mengupas term shana’a yang muncul dalam Al-Qur’an. Kata ini sering diterjemahkan sebagai “membuat” atau “menghasilkan karya.” Dalam beberapa ayat, shana’a dikaitkan dengan kemampuan manusia untuk mengolah bahan mentah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Misalnya dalam QS. Al-Mu’minun [23]:14, Allah menggambarkan proses penciptaan manusia sebagai bentuk karya-Nya yang sempurna: “Maka Maha Suci Allah, Pencipta (ahsanal-khaliqin) yang paling baik.” Ayat ini menegaskan bahwa karya manusia hanyalah bayangan kecil dari karya agung Allah sebagai Pencipta.

Shana’a sebagai Representasi Kata Karya

Dalam tafsir linguistik, shana’a tidak hanya berarti membuat sesuatu secara fisik, tetapi juga meliputi aktivitas kreatif yang melahirkan ide, gagasan, atau inovasi. Dengan demikian, karya mencakup segala bentuk aktivitas yang memberi nilai tambah pada kehidupan.

Di sini, buku Hamdan menekankan bahwa karya adalah ekspresi potensi insani yang diberikan Allah. Manusia dituntut untuk memaksimalkan potensi ini, bukan hanya demi kepentingan pribadi, tetapi juga demi masyarakat dan kemanusiaan secara luas.

Potensi Manusia untuk Berkarya

Al-Qur’an berulang kali menegaskan bahwa manusia diberi akal, hati, dan anggota tubuh untuk digunakan dalam berkarya. Potensi ini adalah anugerah sekaligus amanah. Jika digunakan dengan benar, ia akan melahirkan karya yang bermanfaat; jika disalahgunakan, ia bisa melahirkan kerusakan.

Dengan demikian, berkarya adalah bagian dari ibadah, karena ia merupakan bentuk syukur atas potensi yang dianugerahkan Allah.

Nilai Karya dalam Al-Qur’an: Hakekat, Orientasi, dan Mentalitas

Hakekat Karya dalam Al-Qur’an

Hakekat karya dalam perspektif Al-Qur’an bukan sekadar produk material, tetapi juga amal yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. QS. Az-Zalzalah [99]:7-8 menegaskan bahwa sekecil apapun amal (karya) manusia, baik atau buruk, akan mendapat balasannya.

Dengan demikian, karya bukan hanya berdimensi duniawi, tetapi juga ukhrawi. Ia menjadi bekal yang menyertai manusia setelah kematian.

Masalah Orientasi Nilai Karya

Orientasi karya harus ditujukan untuk mencari ridha Allah, bukan sekadar kepentingan duniawi. Dalam konteks ini, buku Hamdan mengingatkan bahwa karya yang hanya mengejar popularitas atau keuntungan sesaat bisa kehilangan nilainya di hadapan Allah.

Namun, bukan berarti karya duniawi tidak bernilai. Justru Al-Qur’an mendorong manusia untuk bekerja, berkarya, dan menghasilkan yang terbaik, selama orientasinya tetap dalam bingkai kebaikan dan kebermanfaatan.

Mentalitas Utama dalam Berkarya

Untuk dapat menghasilkan karya yang bernilai, diperlukan mentalitas tertentu. Buku ini menyoroti tiga di antaranya:

  1. Ikhlas – berkarya dengan niat yang lurus karena Allah.
  2. Tanggung jawab – menyadari bahwa karya memiliki dampak sosial dan ekologis.
  3. Inovatif – mengoptimalkan akal dan kreativitas untuk melahirkan solusi baru.

Mentalitas ini penting agar karya tidak hanya selesai pada bentuk fisik, tetapi juga memberi nilai transenden.

Relevansi Buku dalam Konteks Kekinian

Buku “Ontologi dan Aksiologi Karya Perspektif Al-Qur’an” relevan untuk berbagai kalangan:

  • Mahasiswa dan akademisi dapat menggunakannya sebagai rujukan dalam studi filsafat Islam, etika, maupun kajian budaya.
  • Praktisi dan profesional dapat menjadikannya inspirasi untuk menata orientasi karya agar tidak hanya berfokus pada profit, tetapi juga manfaat sosial.
  • Masyarakat umum dapat memperoleh pemahaman baru bahwa setiap karya, sekecil apapun, bernilai dalam pandangan Allah.

Dalam era modern yang sarat dengan teknologi dan kompetisi global, pesan buku ini menjadi sangat penting: jangan sampai karya manusia hanya melahirkan kemajuan material, tetapi kehilangan nilai spiritual dan kemanusiaannya.

Kesimpulan

Buku “Ontologi dan Aksiologi Karya Perspektif Al-Qur’an” karya Hamdan merupakan kontribusi berharga dalam mengkaji karya manusia dari sudut pandang Islam. Ia tidak hanya menguraikan hakikat karya (ontologi) dan nilainya (aksiologi), tetapi juga menunjukkan bagaimana Al-Qur’an memberi panduan jelas tentang orientasi karya yang benar.

Karya adalah bagian dari ibadah, amanah dari Allah, dan sarana untuk menghadirkan kebaikan. Dengan memahami ini, manusia dapat berkarya bukan sekadar untuk diri sendiri, melainkan untuk kemaslahatan yang lebih luas, sekaligus sebagai bekal menuju kehidupan abadi.
📖 Referensi
Hamdan. Ontologi dan Aksiologi Karya Perspektif Al-Qur’an. Polewali Mandar: CV. Cemerlang Publishing, 2024.

Informasi Pemesanan:
📞 HP: 085145459727
📧 Email: cemerlangpublishing949@gmail.com
🌐 Website: www.cvcemerlangpublishing.com Dapatkan buku ini dan tingkatkan keterampilan membaca Anda hari juga!

Klik Saya Mau Beli

Rekomendasi bagi pendidik modern

Rp150000.00 Rp100000.00

Kategori
Repositori

Menyelami “Di Balik Sepi dan Gelap”: Cerita tentang Hidup, Identitas, dan Mitos

Setiap manusia menjalani hidupnya di antara terang dan gelap, sepi dan ramai, nyata dan tak nyata. Kehidupan bukan hanya soal pengalaman empiris, melainkan juga tentang mitos, cerita, dan nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi. Buku “Di Balik Sepi dan Gelap: Cerita tentang Hidup dan Mitos” yang diterbitkan oleh CV. Cemerlang Publishing pada Januari 2025, hadir sebagai kumpulan refleksi dan kisah yang menyatukan dunia nyata dengan dunia simbolis, menghadirkan pengalaman pendidikan, kisah keluarga, cerita mistis, hingga perenungan tentang hidup dalam harmoni dengan hal-hal tak terlihat.

Klik Saya Mau Beli

Hanya Rp70000.00

Ditulis oleh Rahmat, S.Pd., Maulidina, Sulastri, dan Wulan, buku ini membawa pembaca menelusuri lorong kehidupan yang penuh dengan cahaya sekaligus bayangan. Dari pengalaman pendidikan penulis, mitos tentang anak tunggal perempuan, kisah mistis di Goa Bala, hingga renungan tentang sepi dan gelap, semuanya disajikan dalam alur yang sederhana namun sarat makna.

Alur Pendidikan: Fondasi Kehidupan

Buku ini dibuka dengan bagian “Alur Pendidikanku”, sebuah catatan perjalanan pendidikan penulis yang menggambarkan bagaimana masa kecil, masa sekolah dasar, hingga masa pendidikan menengah menjadi fondasi bagi pembentukan karakter.

Awal perjalanan pendidikan tidak selalu mulus. Sebagaimana banyak anak di desa atau daerah pinggiran, keterbatasan fasilitas dan akses menjadi tantangan tersendiri. Namun, justru dari keterbatasan itu lahir daya juang. Masa pendidikan dasar dipenuhi dengan cerita tentang adaptasi, belajar bersosialisasi, dan menemukan jati diri.

Saat beranjak ke pendidikan menengah, tantangan semakin kompleks. Dunia remaja membuka pintu pada pergaulan yang lebih luas, persaingan akademik, dan pencarian identitas. Refleksi ini memperlihatkan bahwa pendidikan bukan sekadar memperoleh nilai tinggi, melainkan proses pembentukan watak, mental, dan pandangan hidup.

Anak Tunggal Perempuan: Antara Realitas dan Mitos

Di Balik Sepi dan Gelap

Bagian kedua buku ini menyoroti tema menarik: “Anak Tunggal Perempuan”. Dalam masyarakat kita, anak tunggal sering dipandang dengan berbagai stereotip. Apalagi jika ia seorang perempuan, maka mitos dan pandangan budaya sering kali melekat lebih kuat.

Penulis membagi ulasan ini ke dalam beberapa sub-bab, seperti hubungan dengan orang tua, keuntungan sekaligus tantangan sebagai anak tunggal, hingga pengaruhnya terhadap karakter dan kepribadian. Anak tunggal perempuan biasanya dekat dengan orang tua, sering dianggap manja, tetapi juga bisa tumbuh menjadi pribadi yang mandiri karena terbiasa mengambil keputusan sendiri.

Yang menarik, buku ini juga menyinggung mitos dan stereotip tentang anak tunggal perempuan. Dalam banyak budaya, anak tunggal dianggap membawa beban lebih besar: ia diharapkan menjaga nama baik keluarga, menjadi penopang orang tua di masa depan, bahkan kadang diasosiasikan dengan sifat-sifat tertentu yang sebenarnya tidak selalu benar.

Refleksi ini membuka mata kita bahwa mitos bisa membentuk cara pandang masyarakat, tetapi tidak boleh membatasi potensi seseorang. Anak tunggal perempuan, sama seperti anak-anak lain, berhak membentuk jati dirinya sesuai pilihan hidupnya.

Goa Bala: Antara Mistis dan Moral

Salah satu bagian yang paling memikat dari buku ini adalah kisah “Goa Bala”. Bagian ini memadukan narasi mistis dengan pesan moral.

Kisah bermula dari sebuah petualangan yang kemudian berubah menjadi malam mencekam. Goa Bala digambarkan sebagai tempat yang menyimpan rahasia, dihuni oleh cerita-cerita mistis, dan menghadirkan kejadian mengerikan menjelang subuh. Bagi masyarakat lokal, Goa Bala bukan sekadar gua fisik, tetapi juga simbol dari sesuatu yang lebih besar—sebuah ruang yang menghubungkan manusia dengan dunia tak kasatmata.

Meski demikian, bagian ini tidak hanya menekankan sisi horor, melainkan juga menyampaikan pesan moral. Kisah tentang Goa Bala menunjukkan bahwa setiap peristiwa, betapapun menakutkan, bisa menjadi cermin untuk melihat kesalahan, menebusnya, dan belajar darinya. Bertemu dengan Desa Seliwang dalam kisah tersebut, misalnya, menjadi simbol bahwa setiap kegelapan selalu punya jalan keluar menuju terang.

Cermin dalam Gelap: Sepi sebagai Guru

Bagian “Cermin dalam Gelap” membawa pembaca pada refleksi filosofis. Gelap dalam kehidupan bukan hanya kondisi fisik, melainkan metafora tentang kesulitan, kebingungan, atau kesendirian. Namun, gelap justru bisa menjadi guru kehidupan.

Di dalam kesepian, manusia sering kali menemukan inspirasi. Saat terlepas dari hiruk-pikuk dunia luar, seseorang bisa lebih jernih mendengar suara hatinya. Buku ini mengingatkan bahwa sepi bukan berarti kosong, melainkan ruang yang subur untuk pertumbuhan batin.

Cerita dari “lorong gelap” yang ditulis penulis menghadirkan gambaran bahwa setiap manusia pasti pernah masuk dalam fase sulit, tetapi dari situlah lahir kebijaksanaan.

Antara Takut dan Penasaran

Bagian selanjutnya, “Antara Takut dan Penasaran”, mengajak pembaca merenungkan sisi psikologis manusia. Rasa takut sering muncul dari hal-hal yang tidak terlihat atau tidak diketahui. Namun, justru rasa penasaranlah yang mendorong manusia untuk melangkah, menyingkap misteri, dan memperoleh pengetahuan baru.

Kisah-kisah dalam bagian ini menggambarkan bagaimana pengalaman mistis atau menegangkan sering kali menjadi titik balik bagi seseorang. Rasa takut bukan untuk dihindari, melainkan untuk diolah menjadi keberanian. Sementara itu, rasa penasaran adalah motor yang menggerakkan manusia untuk terus belajar dan berkembang.

Harmoni di Antara Dunia

Bagian terakhir yang tak kalah penting adalah “Harmoni di Antara Dunia”. Buku ini menekankan bahwa manusia tidak hidup sendirian di dunia. Ada dimensi lain—baik itu alam gaib, nilai-nilai tradisi, maupun warisan leluhur—yang harus dihormati.

Hidup dalam harmoni berarti menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia simbolis, antara kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Menghormati yang tak terlihat bukan berarti takhayul, melainkan sikap bijak dalam memaknai keterhubungan manusia dengan alam semesta.

Buku ini menutup narasinya dengan pesan bahwa manusia akan lebih tenang jika mampu hidup berdampingan dengan apa yang terlihat maupun tak terlihat, dengan kesadaran bahwa keduanya adalah bagian dari kehidupan.

Esensi Buku: Hidup, Mitos, dan Refleksi

Secara keseluruhan, “Di Balik Sepi dan Gelap: Cerita tentang Hidup dan Mitos” menghadirkan perpaduan unik antara autobiografi, refleksi sosial, cerita mistis, dan renungan filosofis.

Beberapa poin penting yang bisa ditarik dari buku ini antara lain:

  1. Pendidikan adalah pondasi utama kehidupan.
    Pengalaman masa kecil dan sekolah membentuk karakter serta pandangan hidup seseorang.
  2. Identitas dipengaruhi budaya dan mitos.
    Kisah tentang anak tunggal perempuan menunjukkan bagaimana mitos dapat membentuk stigma, namun juga bisa dilawan dengan kemandirian.
  3. Cerita mistis menyimpan nilai moral.
    Goa Bala, meski menegangkan, justru menyampaikan pesan tentang keberanian, kesalahan, dan penebusan.
  4. Sepi dan gelap adalah ruang refleksi.
    Dari kesepian, manusia menemukan inspirasi; dari kegelapan, lahir kebijaksanaan.
  5. Harmoni adalah kunci kehidupan.
    Menghormati yang terlihat dan tak terlihat membuat manusia lebih bijak menjalani hidup.

Penutup

Buku ini bukan sekadar kumpulan cerita, melainkan perjalanan batin yang menuntun pembaca untuk melihat hidup dari perspektif yang lebih luas. Ia mengajarkan bahwa di balik sepi ada makna, di balik gelap ada pelajaran, dan di balik mitos ada nilai budaya yang patut dihargai.

Dengan gaya penulisan sederhana, para penulis berhasil menyampaikan refleksi yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan—baik pembaca umum yang menyukai kisah inspiratif, maupun mereka yang tertarik pada mitos, budaya, dan filsafat hidup.

Pada akhirnya, “Di Balik Sepi dan Gelap” mengingatkan kita bahwa hidup selalu bergerak antara terang dan gelap, antara ketakutan dan rasa ingin tahu, antara dunia nyata dan dunia simbolis. Yang terpenting adalah bagaimana kita menemukan harmoni di antaranya.

VERBS (KATA KERJA) panduan praktis belajar bahasa inggris

Harga aslinya adalah: Rp85.000.Harga saat ini adalah: Rp50.000.
Kategori
Repositori

Catatan Inspiratif dari Para Guru: Menyelami Refleksi dalam Mengajar

Pendidikan selalu menjadi pilar utama dalam membentuk peradaban. Di balik proses panjang mencetak generasi penerus bangsa, terdapat sosok-sosok yang sering kali bekerja dalam senyap: para guru. Mereka bukan sekadar pengajar, tetapi juga pendidik, pembimbing, sekaligus inspirator. Buku “Catatan Inspiratif dari Para Guru: Refleksi Guru dalam Mengajar” yang ditulis oleh 17 pendidik dari berbagai latar belakang menjadi sebuah wadah untuk menyuarakan pengalaman, pergulatan, dan harapan para guru.

Inspiratif

Buku ini diterbitkan oleh CV. Cemerlang Publishing pada Januari 2025 dengan ISBN 978-623-10-6764-7. Sebagai karya kolektif, buku ini memuat beragam refleksi dari para guru mengenai suka duka, tantangan, serta strategi mereka dalam mendidik. Tidak hanya menghadirkan kisah pribadi, tetapi juga mengandung pesan moral dan motivasi yang dapat menjadi cermin bagi para pembaca, khususnya mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan.

Guru inspiratif: Lebih dari Sekadar Pendengar

Salah satu bagian menarik dalam buku ini berjudul “Lebih dari Sekadar Pendengar”. Guru memang dituntut untuk tidak hanya mendengarkan, tetapi juga memahami, merespons, serta memberikan solusi terhadap berbagai persoalan siswa.

Bagi guru Bimbingan dan Konseling (BK), misalnya, tantangan bukan hanya sekadar menjadi pendengar curhat siswa, melainkan mampu membimbing mereka agar menemukan jalan keluar. Dalam praktiknya, guru BK harus menghadapi beragam karakter anak, mulai dari yang introvert, pemberontak, hingga yang bermasalah secara akademik maupun sosial.

Tulisan dalam buku ini menunjukkan bahwa guru BK tidak bisa berhenti pada tahap mendengar, melainkan juga perlu membangun kepercayaan. Tanpa kepercayaan, siswa sulit terbuka, dan bimbingan pun menjadi tidak efektif. Inilah makna mendalam dari judul “Lebih dari Sekadar Pendengar”—guru adalah mitra perjalanan bagi muridnya.

Mengajar dengan Hati: Perjalanan Menuju Kepercayaan Diri

Kisah lain yang diangkat adalah tentang perjalanan seorang guru dalam membangun kepercayaan diri. Banyak pendidik yang memulai kariernya dengan rasa canggung, kurang percaya diri, atau bahkan minder menghadapi kelas. Namun, seiring waktu, pengalaman dan interaksi dengan siswa mengasah kemampuan mereka.

Dalam refleksi ini, terlihat bahwa mengajar bukan sekadar soal menyampaikan materi, melainkan juga seni membangun relasi. Guru yang mengajar dengan hati akan lebih mudah menyentuh sisi emosional siswa. Pada akhirnya, keberhasilan seorang guru bukan hanya diukur dari nilai akademik siswa, melainkan dari sejauh mana mereka berhasil menumbuhkan rasa percaya diri, kemandirian, dan karakter positif dalam diri peserta didik.

Dari Desa ke Dunia Pendidikan: Kisah Perjalanan Guru

Beberapa penulis dalam buku ini mengisahkan perjalanan panjang mereka dari latar belakang sederhana hingga akhirnya menjadi pendidik. Salah satunya berangkat dari sekolah dasar di desa, melanjutkan pendidikan ke madrasah, hingga akhirnya menempuh kuliah di perguruan tinggi.

Perjalanan itu tidak selalu mudah. Ada keterbatasan fasilitas, ekonomi, bahkan lingkungan. Namun, semua keterbatasan tersebut justru menjadi batu pijakan untuk membangun tekad yang lebih kuat. Kisah-kisah ini memberi pesan bahwa guru bukanlah sosok yang lahir begitu saja dengan semua kemudahan, melainkan melalui perjuangan panjang.

Karier sebagai guru dan ASN yang kemudian mereka jalani menunjukkan transformasi hidup: dari siswa yang pernah berjuang keras menjadi pendidik yang kini membimbing siswa lain untuk bermimpi dan berusaha.

Menjadi Guru Tidak Seindah Novel

Bagian lain dalam buku ini berjudul “Menjadi Guru Tidak Seindah dalam Dunia Novel”. Kalimat ini menegaskan bahwa realitas profesi guru jauh berbeda dari gambaran indah yang sering dilukiskan dalam fiksi.

Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga terbebani dengan berbagai administrasi, laporan, dan tuntutan sistem pendidikan yang kompleks. Beban kerja ini kadang menguras energi sehingga mengurangi ruang kreativitas dalam mengajar.

Meski begitu, refleksi yang dituliskan para guru dalam buku ini memperlihatkan bahwa justru dalam ketidaksempurnaan itulah lahir makna. Menjadi guru memang penuh tantangan, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai pengabdian yang tak ternilai.

Tantangan Guru Zaman Sekarang

Di era digital, tantangan guru semakin berat. Teknologi menghadirkan peluang sekaligus hambatan. Di satu sisi, siswa memiliki akses tak terbatas pada informasi; di sisi lain, mereka mudah terdistraksi oleh media sosial, game, dan hiburan digital.

Buku ini menyinggung beberapa persoalan mendasar:

  • Bagaimana menjaga disiplin siswa dalam suasana kelas yang penuh distraksi?
  • Bagaimana mengajarkan literasi digital agar siswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga kreator yang bijak?
  • Bagaimana mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek agar sesuai dengan kebutuhan abad 21?

Tulisan para guru menunjukkan bahwa disiplin tetap menjadi kunci. Tanpa disiplin, siswa akan kesulitan mengelola waktu, konsentrasi, dan tanggung jawab. Di sinilah peran guru bukan hanya sebagai pengajar materi, melainkan pembimbing karakter.

Refleksi tentang Punishment dan Disiplin

Salah satu bagian berjudul “Punishment Kadang Mujarab” mengajak pembaca untuk berpikir ulang tentang peran hukuman dalam pembelajaran. Hukuman sering dianggap negatif, tetapi dalam kondisi tertentu, ia bisa menjadi sarana pembelajaran yang efektif asalkan diberikan secara mendidik, proporsional, dan tidak merendahkan martabat siswa.

Guru yang reflektif tahu kapan harus memberi hukuman, kapan harus memberi apresiasi. Intinya, pendidikan bukan hanya soal kognitif, tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab.

Transformasi Pembelajaran di SMK PK

Salah satu tulisan dalam buku ini menyoroti transformasi pembelajaran di SMK Pusat Keunggulan (SMK PK). Program ini menuntut guru untuk tidak hanya mengajar teori, tetapi juga menyiapkan siswa dengan keterampilan kerja nyata.

Guru ditantang untuk mengelola kelas berbasis praktik, mengintegrasikan literasi digital, hingga membangun jejaring dengan dunia industri. Refleksi ini menggambarkan betapa guru harus adaptif terhadap perubahan zaman.

Petualangan Mengajar: Setiap Kelas Adalah Cerita

Tulisan berjudul “Petualangan Mengajar” memperlihatkan bahwa setiap kelas adalah dunia baru. Guru tidak pernah tahu seperti apa dinamika yang akan muncul. Ada kalanya kelas berjalan lancar, ada kalanya penuh tantangan.

Namun, justru di situlah letak keindahan profesi guru. Tidak ada satu pun pengalaman yang benar-benar sama. Setiap hari adalah pelajaran, baik bagi murid maupun guru.

Esensi Buku: Refleksi sebagai Jalan Pencerahan

Secara keseluruhan, buku “Catatan Inspiratif dari Para Guru” menawarkan sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan: ruang refleksi. Guru bukanlah manusia sempurna. Mereka belajar, gagal, bangkit, dan terus memperbaiki diri.

Refleksi adalah cara guru untuk menemukan makna dari setiap pengalaman. Lewat refleksi, mereka bisa mengevaluasi metode mengajar, memahami karakter siswa, dan mengasah diri menjadi lebih baik.

Buku ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat luas bahwa guru bukan sekadar profesi, melainkan panggilan jiwa. Tantangan dan kesulitan yang mereka hadapi adalah bagian dari pengabdian.

Penutup

“Catatan Inspiratif dari Para Guru: Refleksi Guru dalam Mengajar” bukan sekadar kumpulan tulisan biasa, melainkan mosaik pengalaman yang berharga. Di dalamnya, kita menemukan kisah perjuangan, refleksi mendalam, serta inspirasi yang bisa memperkaya perspektif kita tentang dunia pendidikan.

Buku ini sangat relevan untuk dibaca tidak hanya oleh para guru, tetapi juga calon guru, mahasiswa pendidikan, orang tua, bahkan masyarakat umum. Dari kisah-kisah nyata para guru, kita belajar bahwa mendidik bukanlah tugas mudah, namun juga bukan sekadar pekerjaan. Mendidik adalah seni, pengabdian, sekaligus ibadah. Dengan membaca buku ini, kita diajak untuk lebih menghargai peran guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang terus berjuang membentuk generasi masa depan.

KLIK SAYA MAU BELI

Rp150000.00Rp90000.00

PRODUKU TERBARU
Kategori
Repositori

BERBICARA TRANSAKSIONAL

Menguasai Seni Komunikasi Efektif: Sebuah Tinjauan Mendalam atas Buku “Berbicara Transaksional” Karya Aco Nasir

Dalam dunia yang semakin terhubung, kemampuan berkomunikasi secara efektif bukan lagi sekadar soft skill, melainkan sebuah keharusan. Komunikasi yang baik adalah jembatan yang menghubungkan ide, maksud, dan tujuan antarindividu. Namun, seringkali kita terjebak pada miskomunikasi, percakapan yang tidak produktif, atau ketidakmampuan untuk menyampaikan pendapat dengan jelas dan meyakinkan. Buku “Berbicara Transaksional” karya Aco Nasir, yang diterbitkan oleh CV. Cemerlang Publishing pada Desember 2024, hadir sebagai sebuah respons terhadap tantangan komunikasi modern ini. Buku ini tidak hanya membahas tentang cara berbicara, tetapi lebih kepada bagaimana menciptakan pertukaran makna (transaksi) yang efektif dan bermakna dalam berbagai konteks, khususnya dalam setting akademis dan profesional.

Berbicara Transaksional

Apa Itu Berbicara Transaksional?

Secara ikhtisar, buku ini mendefinisikan “Berbicara Transaksional” sebagai sebuah bentuk komunikasi lisan yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, di mana terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan makna antara dua pihak atau lebih. Berbeda dengan percakapan santai (interpersonal) yang seringkali bertujuan untuk menjalin kedekatan sosial, komunikasi transaksional berorientasi pada hasil. Tujuannya bisa bermacam-macam: menyampaikan instruksi, menjelaskan sebuah konsep, meyakinkan orang lain, memecahkan masalah, atau mencapai kesepakatan.

Buku setebal lebih dari 150 halaman ini secara sistematis membedah komponen-komponen kunci dari keterampilan kompleks ini. Aco Nasir tidak hanya menyajikan teori tetapi juga melengkapinya dengan skenario praktis, membuat buku ini menjadi panduan yang aplikatif.

Pilar-Pilar Keterampilan Berbicara Transaksional

Bagian inti pertama dari buku ini membahas tujuh pilar fundamental yang membentuk kemampuan berbicara transaksional. Setiap pilar dijelaskan dengan detail dan contoh yang relevan.

  1. Menyampaikan Maksud. Ini adalah fondasi utama. Buku ini menekankan bahwa kegagalan komunikasi seringkali berawal dari ketidakjelasan maksud. Penulis memberikan strategi untuk merumuskan tujuan pembicaraan dengan jelas sebelum menyampaikannya, menggunakan diksi yang tepat, dan menyusun kalimat yang langsung pada sasaran.
  2. Menjelaskan Hal. Kemampuan untuk menjabarkan sebuah konsep, prosedur, atau ide yang kompleks menjadi bahasa yang mudah dicerna adalah keterampilan yang sangat berharga. Bagian ini mengajarkan teknik-teknik penjelasan yang efektif, seperti menggunakan analogi, contoh konkret, dan struktur logis yang runtut.
  3. Meminta Klarifikasi. Komunikasi yang efektif adalah jalan dua arah. Penulis menegaskan bahwa seorang komunikator yang baik tidak segan untuk meminta penjelasan lebih lanjut jika ada hal yang tidak dipahami. Buku ini memberikan frasa-frasa sopan dan efektif untuk meminta klarifikasi tanpa terkesan meragukan kemampuan lawan bicara.
  4. Konfirmasi Informasi. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan telah diterima dan dipahami dengan benar oleh lawan bicara. Teknik seperti paraphrasing (menyampaikan kembali informasi dengan kata-kata sendiri) dan summarization (meringkas poin-poin penting) diajarkan untuk menghindari kesalahan interpretasi.
  5. Menyampaikan Pendapat / Alasan. Bagian ini mengajarkan pembaca untuk tidak hanya menyatakan pendapat (“Saya setuju” atau “Saya tidak setuju”) tetapi juga memberikan landasan logis yang mendukung pendapat tersebut. Struktur seperti Claim-Evidence-Reasoning (CER) diajarkan untuk membangun argumen yang kuat dan persuasif.
  6. Memberi Saran. Memberi saran yang konstruktif adalah seni. Buku ini membimbing pembaca untuk merumuskan saran yang solutif, disampaikan dengan bahasa yang positif dan mendukung, serta fokus pada masalahnya bukan pada orangnya.
  7. Menyatakan Ketidaksetujuan dan Kesetujuan. Menyatakan persetujuan, apalagi ketidaksetujuan, membutuhkan kecerdasan linguistik dan emosional. Aco Nasir memberikan kosa kata dan frasa yang variatif untuk menyatakan kedua hal ini dengan tetap menjaga suasana profesional dan menghormati lawan bicara.

Diskusi Kelompok sebagai Medan Praktik Utama

Salah satu keunggulan buku ini adalah fokusnya yang dalam pada konteks diskusi kelompok sebagai wadah ideal untuk melatih berbicara transaksional. Penulis memandang diskusi bukan hanya sebagai aktivitas kelas, tetapi sebagai simulasi dunia nyata di mana kolaborasi dan pertukaran ide terjadi.

Buku ini membahas secara komprehensif mulai dari konsep dasar diskusi kelompok, keahlian-keahlian spesifik yang dibutuhkan (seperti memimpin diskusi, menyela dengan sopan, menyimpulkan pembicaraan), hingga pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan peserta. Penulis juga menjabarkan berbagai jenis diskusi kelompok yang dapat diterapkan dalam setting kelas, seperti diskusi panel, simposium, dan yang paling detail dijelaskan adalah Diskusi Kelompok Berbasis Masalah (PBL) dan Diskusi Kelompok Berbasis Artikel.

Pada bagian Contoh Skenario Diskusi Kelompok Berbasis Masalah, pembaca diajak melalui tahapan diskusi secara lengkap: dari identifikasi masalah, analisis akar penyebab, pencarian solusi alternatif, hingga pengambilan keputusan pada solusi terbaik. Semua tahapan ini memerlukan penerapan dari ketujuh pilar berbicara transaksional yang telah dijelaskan sebelumnya.

Demikian halnya dengan diskusi berbasis artikel, dimana peserta dituntut tidak hanya memahami isi artikel secara mendalam tetapi juga mampu mengkritisinya, menghubungkannya dengan konteks lain, dan menyampaikan pandangannya dalam forum diskusi. Buku ini menekankan bahwa transaksi ide dalam setting seperti ini sangat efektif untuk memperdalam pemahaman dan melatih kecepatan berpikir.

Wawancara: Puncak Penerapan Berbicara Transaksional

Bagian akhir buku ini didedikasikan untuk wawancara, yang dianggap sebagai puncak penerapan berbicara transaksional dalam konteks profesional. Wawancara adalah bentuk komunikasi yang sangat terstruktur dan berorientasi pada tujuan (yakni mendapatkan pekerjaan atau informasi).

Aco Nasir membahas karakteristik umum wawancara, jenis-jenisnya (dari wawancara kerja hingga wawancara jurnalistik), dan yang paling berharga adalah kumpulan typical questions for an employment interview. Buku ini tidak hanya menyajikan daftar pertanyaan yang paling sering ditanyakan (seperti “Ceritakan tentang diri Anda,” atau “Apa kelemahan terbesar Anda?”) tetapi juga memberikan tips menjawab yang strategis.

Tips tersebut bukan tentang cara membohongi pewawancara, melainkan tentang bagaimana mempresentasikan pengalaman, keterampilan, dan kepribadian diri dengan cara yang paling otentik dan menguntungkan. Penulis menekankan pada kesiapan, kejujuran, dan kemampuan untuk menghubungkan jawaban dengan nilai-nilai dan kebutuhan perusahaan, yang sekali lagi memerlukan keterampilan “menyampaikan maksud” dan “menjelaskan hal” dengan sangat baik.

Kesimpulan: Sebuah Panduan Komprehensif untuk Era Kolaborasi

“Berbicara Transaksional” oleh Aco Nasir adalah sebuah karya yang lengkap dan terstruktur dengan sangat baik. Buku ini berhasil menjembatani kesenjangan antara teori komunikasi akademis dengan kebutuhan praktis di lapangan. Kelebihan utamanya terletak pada pendekatannya yang modular; pembaca dapat mempelajari bagian-bagian tertentu yang paling mereka butuhkan, misalnya khusus tentang diskusi atau wawancara.

Bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami, cocok untuk kalangan mahasiswa, profesional pemula, bahkan para educator yang ingin meningkatkan kualitas diskusi di kelasnya. Layout yang rapi dan adanya contoh skenario serta pertanyaan membuat buku ini sangat aplikatif.

Pada akhirnya, buku ini mengingatkan kita bahwa berbicara adalah sebuah transaksi. Setiap kata yang kita ucapkan adalah sebuah mata uang yang bertujuan untuk ditukar dengan pemahaman, persetujuan, atau tindakan. Untuk membuat transaksi itu sukses, kita perlu keterampilan, strategi, dan kesadaran. “Berbicara Transaksional” memberikan semua itu, menjadikannya sebuah investasi berharga bagi siapa pun yang ingin meningkatkan nilai “mata uang” komunikasi mereka dalam dunia yang kompetitif ini. Buku ini bukan hanya mengajarkan cara berbicara, tetapi cara bertransaksi dengan ide dan mencapai tujuan bersama melalui kata-kata.

KLIK SAYA MAU PESAN

Rp150000.00Rp100000.00

Kategori
Repositori

Media dan Teknologi Pendidikan Model AGIOT: Menyongsong Masa Depan Pembelajaran Digital

Perkembangan media teknologi digital di abad ke-21 menghadirkan perubahan yang sangat cepat di berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Kehadiran Artificial Intelligence (AI), Generative AI (GenAI), dan Internet of Things (IoT) kini menjadi bagian dari strategi global dalam mengembangkan sistem pendidikan yang lebih modern, adaptif, dan personal. Tidak berlebihan jika banyak ahli menyebut bahwa abad ini adalah era revolusi keempat dalam pendidikan, di mana teknologi bukan sekadar alat bantu, melainkan bagian integral dari proses belajar mengajar.

Media Teknologi

Informasi Pemesanan:
📞 HP: 085145459727
📧 Email: cemerlangpublishing949@gmail.com
🌐 Website: www.cvcemerlangpublishing.com Dapatkan buku ini dan tingkatkan keterampilan membaca Anda hari juga!

Klik Saya Mau Beli

Media dan Teknologi

Rp175000.00 Rp125000.00

Oleh: CV Cemerlang Publishing

Menjawab kebutuhan zaman ini, pada Mei 2025, hadir buku penting berjudul “Pengantar Pendidikan Berbasis Digital di Era Abad 21: Media dan Teknologi Pendidikan Model Artificial General Intelligence Internet of Thing (AGIOT)” karya Dr. Muthmainnah, S.Pd.I., M.Pd. Buku ini diterbitkan oleh CV Cemerlang Publishing dengan nomor ISBN 978-634-04-0113-4. Disunting oleh Dr. Ahmad Al Yakin, S.Ag., M.Pd., dengan desain kover oleh Abd. Asis, S.Pd., M.Pd., serta tata letak oleh Ratnawati, S.Pd., buku ini hadir sebagai salah satu literatur mutakhir yang membahas hubungan antara AI, pendidikan bahasa, dan pengembangan media pembelajaran di era digital.

Konteks dan Relevansi Buku

Pendidikan berbasis digital bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan. Peserta didik generasi saat ini tumbuh dalam lingkungan digital yang sarat dengan perangkat pintar, media sosial, dan aplikasi berbasis AI. Jika dunia pendidikan tidak beradaptasi, akan muncul kesenjangan besar antara dunia sekolah dan realitas kehidupan nyata.

Buku karya Dr. Muthmainnah ini hadir untuk mengisi ruang diskusi tersebut. Ia tidak hanya menawarkan perspektif teoritis, tetapi juga menghadirkan strategi praktis dalam memanfaatkan teknologi terbaru—khususnya Generative AI dan Internet of Things—untuk mengoptimalkan pembelajaran bahasa.

Lebih jauh, buku ini juga menyoroti peluang sekaligus tantangan etis dalam penggunaan teknologi tersebut di ruang kelas. Inilah yang membuatnya sangat relevan bagi dosen, guru, mahasiswa, peneliti, maupun praktisi pendidikan.

Isi Buku: Menyelami AI dalam Dunia Pendidikan

Buku ini terdiri dari lima bab utama yang disusun secara sistematis, mulai dari teori hingga prospek masa depan.

Bab I: Tantangan dan Peluang GenAI dalam Pembelajaran Bahasa

Bab pertama membuka dengan diskusi mendalam tentang tantangan etis penggunaan AI di kelas. Bagaimana menjaga integritas akademik jika siswa terbiasa menggunakan chatbot atau AI untuk menulis tugas? Bagaimana etika pendidik dalam mengarahkan pemanfaatan AI? Di sisi lain, penulis juga membahas peluang besar dalam mengembangkan keterampilan literasi teknologi guru bahasa agar lebih siap menghadapi generasi digital.

Bab II: Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Bahasa

Bab ini menekankan peran Generative AI dalam menciptakan konten pembelajaran, mulai dari penggunaan ChatGPT dan AI chatbots, hingga desain pembelajaran interaktif yang dipersonalisasi. AI tidak hanya membantu guru membuat bahan ajar, tetapi juga memungkinkan pembelajaran yang adaptif sesuai kebutuhan setiap peserta didik.

Bab III: Media Pembelajaran II

Di sini, penulis membandingkan pendekatan konvensional vs digital dalam pembelajaran bahasa. Bab ini juga menjelaskan prinsip-prinsip penggunaan teknologi, termasuk bagaimana memastikan pemanfaatan media digital tetap sesuai dengan konteks lokal, khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Bab IV: Media Pembelajaran III

Bab keempat membahas evolusi media pembelajaran—dari metode tradisional hingga penggunaan Generative AI dalam pendidikan. Penulis menjelaskan dampak sosial dan pedagogis dari perubahan ini, serta bagaimana guru bisa mengadaptasinya tanpa kehilangan esensi pendidikan humanis.

Bab V: Rekomendasi dan Prospek Masa Depan Penggunaan Teknologi AI

Bab terakhir memberikan gambaran ke depan mengenai bagaimana AI dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum bahasa Indonesia. Penulis juga menawarkan peluang penelitian, strategi implementasi, hingga prediksi masa depan peran teknologi AI dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Nilai Lebih dari Buku Ini

Ada beberapa keunggulan yang membuat buku ini sangat penting:

  1. Menggabungkan Teori dan Praktik
    Buku ini tidak hanya menjelaskan konsep, tetapi juga menghadirkan contoh konkret implementasi AI dalam pembelajaran bahasa.
  2. Kritis terhadap Etika Penggunaan AI
    Isu etika menjadi perhatian utama. Penulis menekankan bahwa teknologi hanyalah alat, sementara guru tetap memiliki peran sentral.
  3. Berorientasi Masa Depan
    Buku ini mengajak pembaca membayangkan bagaimana AI, IoT, dan AGI akan membentuk wajah pendidikan dalam 10–20 tahun ke depan.
  4. Bahasa yang Mudah Dipahami
    Walaupun memuat konsep teknologi canggih, buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang komunikatif sehingga bisa dipahami oleh berbagai kalangan.

Sasaran Pembaca

Buku ini ditujukan untuk berbagai kalangan:

  • Guru dan dosen, yang ingin memahami strategi pemanfaatan AI dan IoT dalam pengajaran.
  • Mahasiswa pendidikan, sebagai literatur akademik sekaligus inspirasi dalam penelitian.
  • Peneliti dan praktisi pendidikan, yang tertarik mengembangkan inovasi berbasis AI.
  • Pengambil kebijakan pendidikan, agar mampu merumuskan regulasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.
  • Masyarakat umum, yang ingin memahami bagaimana AI memengaruhi dunia pendidikan dan budaya belajar.

Mengapa Buku Ini Penting untuk Dimiliki?

Di era digital, keterampilan utama bukan lagi sekadar menguasai pengetahuan, tetapi bagaimana berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif (4C). AI dan IoT dapat membantu mewujudkan hal ini, tetapi hanya jika digunakan dengan bijak.

Buku ini hadir untuk:

  • Menjadi panduan bagi guru agar siap menghadapi siswa digital-native.
  • Menawarkan inspirasi penelitian baru di bidang pendidikan berbasis AI.
  • Menjadi refleksi etis agar teknologi tidak menggantikan, melainkan mendukung peran manusia.

Penutup

Dengan hadirnya buku “Pengantar Pendidikan Berbasis Digital di Era Abad 21: Media dan Teknologi Pendidikan Model Artificial General Intelligence Internet of Thing (AGIOT)”, CV Cemerlang Publishing kembali menegaskan perannya sebagai penerbit yang konsisten mendukung literatur akademik bermutu di Indonesia. Buku ini bukan hanya bacaan, melainkan juga peta jalan bagi dunia pendidikan untuk bertransformasi menghadapi era digital.

Sebagai karya cetakan pertama pada Mei 2025, buku ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas guru, mahasiswa, dosen, hingga pengambil kebijakan agar pendidikan Indonesia semakin adaptif terhadap perkembangan zaman.

📖 Data Buku:

  • Judul: Pengantar Pendidikan Berbasis Digital di Era Abad 21: Media dan Teknologi Pendidikan Model Artificial General Intelligence Internet of Thing (AGIOT)
  • Penulis: Dr. Muthmainnah, S.Pd.I., M.Pd.
  • Editor: Dr. Ahmad Al Yakin, S.Ag., M.Pd.
  • Desain Kover: Abd. Asis, S.Pd., M.Pd.
  • Layouter: Ratnawati, S.Pd.
  • Penerbit: CV Cemerlang Publishing
  • ISBN: 978-634-04-0113-4
  • Ukuran: 15 x 23 cm
  • Terbit: Mei 2025

📌 Kontak Redaksi:

Kategori
Repositori

Pengantar Pendidikan Berbasis Digital di Era Abad 21: Membekali Generasi dengan Literasi Baru

Oleh: CV Cemerlang Publishing

Pengantar Pendidikan Berbasis. Perubahan zaman yang begitu cepat di abad ke-21 menghadirkan tantangan baru dalam dunia pendidikan. Teknologi digital yang semakin terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari menuntut dunia pendidikan untuk tidak hanya mengikuti perkembangan, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam memanfaatkannya. Menyadari kebutuhan tersebut, pada Mei 2025 terbitlah buku “Pengantar Pendidikan Berbasis Digital di Era Abad 21” karya Dr. Ahmad Al Yakin, S.Ag., M.Pd. Buku ini diterbitkan oleh CV Cemerlang Publishing dengan ISBN 978-634-04-0110-3, dan hadir untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana pendidikan dapat dijalankan secara efektif di era digital.

Pengantar Pendidikan Berbasis Digital

Buku yang berukuran 15 x 23 cm ini disunting oleh Dr. Muthmainnah, S.Pd.I., M.Pd., dengan desain kover oleh Abd. Asis, S.Pd., M.Pd., serta tata letak oleh Ratnawati, S.Pd.. Diterbitkan sebagai cetakan pertama pada Mei 2025, buku ini diharapkan menjadi salah satu referensi utama bagi dosen, mahasiswa, guru, praktisi pendidikan, hingga pemerhati kebijakan pendidikan.

Pendidikan di Era Digital: Kenapa Perlu Pemahaman Baru?

Abad ke-21 bukan sekadar pergantian angka tahun. Dunia sedang mengalami revolusi besar-besaran: digitalisasi. Hampir semua aspek kehidupan kini terhubung dengan teknologi—mulai dari ekonomi, politik, budaya, hingga pendidikan. Konsekuensinya, sistem pendidikan tidak bisa lagi berjalan dengan pola lama. Guru tidak lagi cukup berperan sebagai satu-satunya sumber pengetahuan, melainkan fasilitator yang membimbing siswa agar mampu belajar secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi digital.

Inilah latar belakang lahirnya buku “Pengantar Pendidikan Berbasis Digital di Era Abad 21”. Buku ini memberikan gambaran utuh mengenai konsep, strategi, hingga implementasi pembelajaran berbasis digital dengan pendekatan yang praktis, sistematis, dan kontekstual.

Isi Buku: Dari Neurosains hingga Blended Learning

Buku ini terdiri dari lima bab utama, masing-masing menyajikan perspektif baru tentang pendidikan modern.

Bab I: Pembelajaran Berbasis Neurosains

Bab pertama ini menjelaskan bagaimana perkembangan ilmu otak atau neurosains bisa diterapkan dalam pembelajaran. Dengan memahami cara kerja otak, guru dapat merancang strategi belajar yang lebih sesuai dengan perkembangan kognitif siswa. Buku ini juga menekankan pentingnya teknologi digital sebagai penopang pembelajaran berbasis neurosains, sehingga motivasi belajar siswa bisa lebih terjaga.

Bab II: Strategi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Guru di abad 21 tidak boleh berhenti belajar. Dalam bab ini, penulis mengulas konsep pengembangan profesional berkelanjutan (Continuing Professional Development/CPD). Ada pembahasan tentang manfaat CPD, tantangan implementasi, hingga langkah-langkah konkrit yang bisa ditempuh oleh guru maupun lembaga pendidikan. Bab ini sangat relevan mengingat kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas tenaga pendidiknya.

Bab III: Merancang Pembelajaran Inovatif Berbasis Project Based Learning (PjBL)

Metode Project Based Learning (PjBL) adalah salah satu strategi inovatif yang kini banyak digunakan. Siswa diajak belajar melalui proyek nyata yang menuntut kolaborasi, kreativitas, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis. Penulis menyajikan teori sekaligus praktik penerapan PjBL agar bisa diadaptasi dalam berbagai konteks pendidikan, baik di sekolah maupun perguruan tinggi.

Bab IV: Menganalisis Karakteristik Pembelajaran Abad ke-21

Bab ini menguraikan keterampilan esensial yang harus dimiliki siswa di era sekarang, seperti 4C (Critical thinking, Creativity, Collaboration, Communication). Pembelajaran abad 21 bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga pembentukan karakter, literasi digital, dan kesiapan menghadapi dunia kerja global yang penuh persaingan.

Bab V: Pembelajaran Digital dan Model Blended Learning

Bab terakhir ini menjadi inti dari buku, membahas tentang pembelajaran digital serta model Blended Learning, yakni kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan daring. Penulis menekankan bahwa blended learning bukan sekadar memindahkan materi ke platform digital, melainkan mendesain pengalaman belajar yang interaktif, fleksibel, dan sesuai kebutuhan peserta didik.

Keunggulan Buku Ini

Ada beberapa alasan mengapa buku ini layak menjadi referensi utama dalam dunia pendidikan digital:

  1. Komprehensif dan Kontekstual
    Buku ini tidak hanya membahas teori, tetapi juga menampilkan strategi nyata yang bisa langsung diterapkan di ruang kelas.
  2. Mengintegrasikan Neurosains dengan Teknologi
    Jarang ada buku pendidikan yang mengaitkan neurosains dengan pembelajaran digital. Inilah salah satu nilai tambah dari karya ini.
  3. Relevan dengan Tantangan Global
    Pembahasan tentang CPD, PjBL, hingga blended learning sangat relevan dengan arah kebijakan pendidikan global.
  4. Bahasa yang Mudah Dipahami
    Walaupun ditulis oleh seorang akademisi, bahasa dalam buku ini tetap komunikatif sehingga bisa dipahami oleh pembaca dari berbagai latar belakang.

Sasaran Pembaca

Buku ini ditujukan untuk:

  • Mahasiswa pendidikan yang sedang mempersiapkan diri menjadi pendidik profesional.
  • Guru di sekolah dasar hingga menengah yang ingin mengembangkan pembelajaran berbasis digital.
  • Dosen di perguruan tinggi yang mengajar mata kuliah pendidikan, teknologi pembelajaran, maupun metodologi.
  • Praktisi pendidikan dan pemerhati kebijakan yang ingin memahami arah perkembangan pendidikan di era digital.
  • Masyarakat umum yang tertarik pada perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan.

Mengapa Buku Ini Penting?

Pendidikan berbasis digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Dunia kerja kini menuntut keterampilan baru yang berbeda dari generasi sebelumnya. Tanpa transformasi pendidikan, siswa akan kesulitan beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Buku “Pengantar Pendidikan Berbasis Digital di Era Abad 21” hadir sebagai panduan praktis sekaligus refleksi mendalam tentang bagaimana dunia pendidikan harus bergerak. Buku ini tidak hanya menekankan pentingnya digitalisasi, tetapi juga mengingatkan bahwa teknologi hanyalah alat. Kunci utama tetap ada pada manusia: guru yang profesional, siswa yang termotivasi, dan sistem pendidikan yang adaptif.

Penutup

Dengan hadirnya buku “Pengantar Pendidikan Berbasis Digital di Era Abad 21”, CV Cemerlang Publishing kembali menghadirkan karya akademik yang bermutu tinggi untuk menjawab tantangan zaman. Buku ini tidak hanya bermanfaat bagi kalangan akademisi, tetapi juga bagi praktisi pendidikan dan masyarakat luas yang ingin memahami arah masa depan pendidikan Indonesia.

Sebagai karya cetakan pertama pada Mei 2025, buku ini diharapkan dapat menjadi bacaan wajib di kampus, sekolah, maupun komunitas pendidikan yang ingin membekali generasi muda dengan keterampilan abad ke-21.

📖 Data Buku:

  • Judul: Pengantar Pendidikan Berbasis Digital di Era Abad 21
  • Penulis: Dr. Ahmad Al Yakin, S.Ag., M.Pd.
  • Editor: Dr. Muthmainnah, S.Pd.I., M.Pd.
  • Desain Kover: Abd. Asis, S.Pd., M.Pd.
  • Layouter: Ratnawati, S.Pd.
  • Penerbit: CV Cemerlang Publishing
  • ISBN: 978-634-04-0110-3
  • Ukuran: 15 x 23 cm
  • Terbit: Mei 2025

📌 Kontak Redaksi:

Informasi Pemesanan:
📞 HP: 085145459727
📧 Email: cemerlangpublishing949@gmail.com
🌐 Website: www.cvcemerlangpublishing.com Dapatkan buku ini dan tingkatkan keterampilan membaca Anda hari juga!

Klik Saya Mau Beli

Rekomendasi bagi pendidik modern

  • Rp125000.00 Rp90000.00

Kategori
Repositori

Kritik Sastra Mutakhir: Menyelami Teori dan Praktik dalam Analisis Sastra

Pada Februari 2025, dunia akademik sastra di Indonesia mendapat tambahan literatur penting dengan hadirnya buku “Kritik Sastra Mutakhir: Pendekatan Teoritis dan Praktis dalam Analisis Sastra” karya Dr. Fathullah Wajdi, M.Pd. dan Dr. Sahrul Syawal, M.Pd. Buku ini diterbitkan oleh CV Cemerlang Publishing dengan nomor ISBN 978-623-10-7867-4, disunting oleh Dr. Suryadi Ishak, M.Pd., dengan desain kover dari Asri, S.K.M., M.Kes serta tata letak oleh Ratnawati, S.Pd.

Sejak awal, buku ini dirancang bukan hanya untuk mahasiswa jurusan bahasa dan sastra, melainkan juga bagi dosen, peneliti, kritikus, dan siapa pun yang memiliki minat mendalam terhadap studi kesusastraan. Dengan tebal hampir 350 halaman dan ukuran buku 15 x 23 cm, karya ini hadir sebagai pegangan yang menyeluruh dalam memahami, mengaplikasikan, dan bahkan mengembangkan praktik kritik sastra di era mutakhir.

Kritik Sastra Mutakhir

Latar Belakang dan Pentingnya Buku Ini

Dalam dunia kesusastraan, kritik bukanlah sesuatu yang sekadar “mengomentari” sebuah karya. Kritik sastra memiliki posisi strategis sebagai jembatan antara teks, penulis, dan pembaca. Kritik juga bisa menjadi refleksi budaya, sosial, bahkan politik dari suatu zaman. Namun, sering kali kritik sastra dipandang sebagai hal yang sulit, penuh teori rumit, dan jauh dari kehidupan sehari-hari.

Di sinilah buku ini menemukan relevansinya. Ia hadir untuk menjembatani antara teori yang kompleks dengan praktik nyata dalam menafsirkan karya sastra. Lebih jauh lagi, buku ini memberikan panduan sistematis mulai dari pengantar teori klasik hingga praktik kritik di dunia digital. Dengan demikian, ia tidak hanya berbicara tentang “masa lalu” sastra, tetapi juga tentang tantangan mutakhir, termasuk hadirnya media sosial dan multikulturalisme global.

Struktur dan Isi Buku

Buku ini terdiri dari sembilan bab utama, masing-masing membahas aspek krusial dalam kajian kritik sastra:

  1. Pengantar Kritik Sastra
    Membahas definisi, ruang lingkup, sejarah kritik dari zaman klasik hingga kontemporer, serta fungsi sosial-budaya kritik sastra.
  2. Aliran dan Pendekatan dalam Kritik Sastra
    Dari strukturalisme, post-strukturalisme, marxisme, feminisme, psikoanalisis, poskolonialisme, hingga ekologi sastra.
  3. Teori Sastra Kontemporer
    Menyentuh postmodernisme, dekonstruksi, queer theory, hingga teori globalisasi.
  4. Metode dan Teknik Kritik Sastra
    Menguraikan metode hermeneutika, membaca dekat (close reading), dan pendekatan interdisipliner.
  5. Kritik Sastra di Dunia Digital dan Media Sosial
    Menyoroti peran digitalisasi, blog, platform online, hingga media sosial yang mengubah wajah kritik sastra saat ini.
  6. Praktik Kritik Sastra: Studi Kasus
    Bagian paling aplikatif: latihan menulis ulasan sastra berbasis teori-teori besar.
  7. Kritik Sastra Mutakhir dan Implikasinya
    Mengkaji hubungan kritik dengan opini publik, identitas, politik, dan masa depan global.
  8. Kritik Sastra Interdisipliner dan Intertekstualitas
    Membahas hubungan sastra dengan sosiologi, antropologi, film, seni rupa, bahkan teknologi digital.
  9. Kritik Sastra di Era Multikulturalisme dan Keberagaman
    Mengangkat isu minoritas, diaspora, representasi identitas, hingga kritik transnasional.

Setiap bab disusun dengan deskripsi singkat, relevansi, capaian perkuliahan, rangkuman, dan evaluasi, menjadikannya sangat ideal untuk digunakan sebagai buku ajar perkuliahan.

Nilai Tambah Buku Ini

Ada beberapa keunggulan yang membuat buku ini berbeda dari karya serupa:

  1. Keseimbangan Teori dan Praktik
    Banyak buku teori sastra berhenti pada ranah konsep. Namun, buku ini membawa teori ke dalam praktik nyata dengan studi kasus, latihan evaluasi, serta panduan teknis menulis kritik.
  2. Bahasa yang Mudah Dipahami
    Meskipun ditulis oleh akademisi dengan latar belakang keilmuan tinggi, bahasa yang digunakan tetap komunikatif sehingga bisa dipahami pembaca umum.
  3. Konteks Mutakhir
    Kritik sastra tidak berhenti di ruang akademik, tetapi ikut masuk ke ranah digital: blog, media sosial, hingga tren literasi online. Inilah salah satu sisi baru yang jarang disentuh buku lain.
  4. Mengintegrasikan Isu Sosial dan Budaya
    Buku ini menekankan kritik sastra bukan sekadar soal estetika, tetapi juga menyentuh aspek politik, ideologi, gender, identitas, hingga ekologi.

Sasaran Pembaca

  • Mahasiswa jurusan bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa yang membutuhkan pegangan komprehensif.
  • Dosen dan peneliti yang mencari referensi mutakhir untuk mengajar atau menulis karya ilmiah.
  • Guru SMA/SMK yang ingin memperluas wawasan dalam pembelajaran apresiasi sastra.
  • Kritikus sastra independen yang aktif menulis di media massa atau platform online.
  • Masyarakat umum yang memiliki minat serius terhadap dunia sastra.

Mengapa Penting untuk Membaca Buku Ini?

Di tengah derasnya arus digitalisasi, kritik sastra berhadapan dengan tantangan baru:

  • Bagaimana menilai karya sastra di era media sosial?
  • Bagaimana kritik bisa tetap relevan dalam membentuk opini publik?
  • Bagaimana menangani isu-isu keberagaman, minoritas, atau diaspora dalam teks sastra?

Semua pertanyaan itu terjawab dalam buku ini. Tidak hanya dengan teori, tetapi juga dengan analisis aplikatif. Buku ini mengajak pembaca untuk berpikir kritis, reflektif, dan kreatif dalam menafsirkan karya sastra.

Kata Penutup

Sebagai sebuah karya akademik, buku “Kritik Sastra Mutakhir: Pendekatan Teoritis dan Praktis dalam Analisis Sastra” bukan hanya menambah khazanah literatur sastra Indonesia, tetapi juga menjadi langkah maju dalam pendidikan bahasa dan sastra. Ia bisa menjadi pegangan dosen dalam kelas, panduan mahasiswa saat penelitian, sekaligus rujukan penulis atau kritikus dalam berkarya.

Dengan terbitnya buku ini, CV Cemerlang Publishing kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan literatur bermutu untuk kemajuan pendidikan dan kebudayaan bangsa.

📖 Data Buku:

  • Judul: Kritik Sastra Mutakhir: Pendekatan Teoritis dan Praktis dalam Analisis Sastra
  • Penulis: Dr. Fathullah Wajdi, M.Pd. & Dr. Sahrul Syawal, M.Pd.
  • Editor: Dr. Suryadi Ishak, M.Pd.
  • Desain Kover: Asri, S.K.M., M.Kes
  • Layouter: Ratnawati, S.Pd.
  • Penerbit: CV Cemerlang Publishing
  • ISBN: 978-623-10-7867-4
  • Ukuran: 15 x 23 cm
  • Terbit: Februari 2025

📌 Kontak Redaksi:

  • Hp: 085145459727
  • Email: aconasir@mail.unasman.ac.id

Web: www.cvcemerlangpublishing.com

Informasi Pemesanan:
📞 HP: 085145459727
📧 Email: cemerlangpublishing949@gmail.com
🌐 Website: www.cvcemerlangpublishing.com Dapatkan buku ini dan tingkatkan keterampilan membaca Anda hari juga!

Klik Saya Mau Beli

Rekomendasi bagi pendidik modern

Rp175000.00 Rp125000.00

Kategori
Repositori

Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS: Panduan Praktis bagi Peneliti

Dalam dunia penelitian, data adalah jantung dari setiap temuan. Tanpa data, penelitian hanya akan menjadi teori tanpa pembuktian. Namun, mengumpulkan data saja tidak cukup; data harus diolah, dianalisis, dan ditafsirkan agar bisa memberikan jawaban yang valid terhadap pertanyaan penelitian. Di sinilah perangkat lunak statistik memainkan peran penting. Salah satu software yang paling populer di kalangan peneliti sosial, pendidikan, kesehatan, dan bisnis adalah SPSS (Statistical Package for the Social Sciences).

Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS

Buku “Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS” yang ditulis oleh Muhammad Ali P., S.Pd., M.Pd. dan diterbitkan oleh CV. Cemerlang Publishing (Agustus 2024) hadir sebagai panduan praktis yang membantu mahasiswa, dosen, maupun peneliti memahami cara menggunakan SPSS untuk menganalisis data penelitian.

Artikel ini akan membahas isi utama buku tersebut, mulai dari pengenalan SPSS, cara input data, analisis deskriptif, uji normalitas, analisis komparasi, uji validitas dan reliabilitas, hingga korelasi, regresi, dan analisis jalur.

Mengenal SPSS: Dari Instalasi hingga Input Data

SPSS adalah perangkat lunak statistik yang sangat user-friendly karena memiliki tampilan berbasis menu yang mirip dengan aplikasi Microsoft Excel. Hal ini membuatnya mudah digunakan, bahkan oleh peneliti pemula.

Dalam buku ini dijelaskan langkah-langkah awal penggunaan SPSS, dimulai dari instalasi SPSS versi 21. Setelah berhasil diinstal, pengguna diperkenalkan pada tampilan utama SPSS yang terbagi ke dalam dua jendela penting:

  1. Data View – tempat memasukkan data numerik yang dikumpulkan dari penelitian.
  2. Variable View – tempat mendefinisikan variabel, menentukan jenis data, label, nilai kategori, hingga skala pengukuran.

Bagian ini sangat penting karena kesalahan dalam mendefinisikan variabel dapat berakibat pada analisis yang tidak akurat. Misalnya, data kategorikal yang dimasukkan sebagai numerik murni akan menghasilkan output yang salah.

Analisis Deskriptif dan Uji Normalitas

Langkah pertama setelah data terkumpul adalah melakukan analisis deskriptif. Analisis ini bertujuan menggambarkan data penelitian secara umum sebelum dilakukan uji hipotesis.

Buku ini membahas tiga teknik utama:

  1. Analisis Frekuensi – digunakan untuk melihat distribusi data, misalnya jumlah responden berdasarkan jenis kelamin.
  2. Analisis Deskriptif – menghasilkan nilai mean, median, modus, standar deviasi, minimum, dan maksimum.
  3. Analisis Eksplorasi – untuk melihat data secara lebih mendalam, termasuk deteksi outlier.

Setelah analisis deskriptif, peneliti biasanya melakukan uji normalitas. Uji ini penting karena banyak teknik statistik parametrik (seperti uji t dan regresi) mengasumsikan bahwa data berdistribusi normal. Dalam SPSS, uji normalitas bisa dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk.

Analisis Komparasi: Menguji Perbedaan Data

Analisis komparasi digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan antara kelompok data. Buku ini menjelaskan tiga jenis uji T:

  1. Uji T Satu Sampel – digunakan untuk membandingkan rata-rata sampel dengan nilai tertentu (misalnya standar nasional).
  2. Uji T Sampel Bebas (Independent Sample T-Test) – digunakan ketika membandingkan dua kelompok yang berbeda, misalnya hasil belajar siswa laki-laki dan perempuan.
  3. Uji T Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test) – digunakan ketika data berasal dari kelompok yang sama tetapi diukur dalam dua kondisi berbeda, misalnya nilai sebelum dan sesudah perlakuan.

Dengan SPSS, hasil uji komparasi dapat ditampilkan dengan mudah, lengkap dengan nilai signifikansi (p-value).

Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum data dianalisis lebih jauh, instrumen penelitian (misalnya kuesioner) harus dipastikan valid dan reliabel.

  • Uji Validitas bertujuan untuk mengetahui apakah item dalam instrumen benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam SPSS, validitas bisa diuji dengan korelasi Pearson. Item yang valid biasanya memiliki nilai korelasi > 0,3.
  • Uji Reliabilitas memastikan konsistensi instrumen. Jika diuji ulang pada waktu berbeda, hasilnya tetap stabil. SPSS menyediakan uji Cronbach’s Alpha, di mana nilai > 0,7 dianggap reliabel.

Bagian ini sangat membantu mahasiswa yang sering kali bingung ketika harus melaporkan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian mereka.

Korelasi dan Regresi

Salah satu bagian inti dari analisis data adalah melihat hubungan antarvariabel. Buku ini menjelaskan dua teknik populer:

  1. Korelasi – digunakan untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan antarvariabel. Misalnya, apakah ada hubungan antara motivasi belajar dan prestasi akademik. SPSS memberikan nilai koefisien korelasi (r) yang berkisar antara -1 hingga +1.
  2. Regresi – digunakan untuk memprediksi pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Misalnya, seberapa besar pengaruh motivasi dan kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa.

Dengan SPSS, output korelasi dan regresi tidak hanya menampilkan angka, tetapi juga signifikansi hubungan tersebut, sehingga peneliti bisa membuat kesimpulan dengan dasar yang kuat.

Analisis Jalur dengan LISREL

Salah satu bagian menarik dari buku ini adalah pembahasan tentang analisis jalur (path analysis). Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan kausal antarvariabel secara lebih kompleks.

Meskipun judul buku menekankan penggunaan SPSS, penulis juga memperkenalkan LISREL sebagai software pendukung analisis jalur. Hal ini penting karena LISREL lebih kuat dalam menangani model struktural dibanding SPSS.

Kelebihan Buku

Ada beberapa hal yang membuat buku ini layak menjadi referensi utama:

  • Praktis dan sistematis – setiap langkah dijelaskan mulai dari input data hingga membaca output SPSS.
  • Bahasa mudah dipahami – cocok bagi pemula yang baru belajar statistik.
  • Mencakup berbagai analisis – mulai dari analisis deskriptif hingga analisis jalur.
  • Disertai contoh nyata – penjelasan lebih aplikatif karena dikaitkan dengan kasus penelitian sehari-hari.

Kesimpulan

Buku “Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS” karya Muhammad Ali P., S.Pd., M.Pd. adalah panduan komprehensif yang membantu peneliti pemula maupun yang sudah berpengalaman memahami cara mengolah data dengan SPSS. Mulai dari instalasi software, input data, analisis deskriptif, uji komparasi, validitas dan reliabilitas, korelasi, regresi, hingga analisis jalur, semuanya disusun secara runut dan mudah dipahami.

Bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi atau dosen yang mendampingi penelitian mahasiswa, buku ini bisa menjadi “teman setia” dalam menganalisis data. Keunggulan utama buku ini adalah pendekatan praktis, sehingga pembaca tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan langsung di komputer mereka.

Dengan membaca buku ini, diharapkan peneliti dapat melakukan analisis data dengan lebih percaya diri, menyajikan hasil penelitian secara akurat, serta menghasilkan kesimpulan yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Pada akhirnya, kehadiran buku ini bukan hanya membantu mahasiswa menyelesaikan skripsi, tetapi juga meningkatkan kualitas penelitian di Indonesia.

Informasi Pemesanan:
📞 HP: 085145459727
📧 Email: cemerlangpublishing949@gmail.com
🌐 Website: www.cvcemerlangpublishing.com Dapatkan buku ini dan tingkatkan keterampilan membaca Anda hari juga!

Klik Saya Mau Beli

Rekomendasi bagi pendidik modern

Rp175000.00 Rp125000.00